Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok di Pertambangan, Dua Tewas

Kompas.com - 16/03/2013, 14:33 WIB

TIMIKA, KOMPAS.com— Ratusan pendulang tradisional dievakuasi ke Timika dari lokasi Kali Kabur (Sungai Aijkwa), menyusul terjadinya pertikaian antara dua kelompok pendulang di wilayah itu, yang menewaskan seorang warga dan melukai empat warga lainnya, Jumat kemarin.

Evakuasi terhadap ratusan pendulang tersebut dilakukan menggunakan sejumlah bus milik PT Freeport Indonesia, mobil Pengendali Massa (Dalmas) Kepolisian Resor Mimika, dan sejumlah truk milik TNI. Mereka dievakuasi ke berbagai tempat di Timika.

Sementara itu, pada Sabtu (16/3/2013) pagi tadi, sekelompok warga pendulang Suku Damal menyerang kelompok pendulang yang lain di Mil 34. Penyerangan itu dipicu oleh penganiayaan terhadap Etan Mom (19) oleh warga Kei, kemarin.

Masih pada Sabtu pagi, polisi menemukan dua jenazah di dua lokasi berbeda. Kedua jenazah tersebut yakni atas nama Etimus Mom (warga Damal) dan Rizal (warga Buton). Etimus Mom ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Mil 34 dengan kondisi terkena luka bacokan senjata tajam pada bagian pundak kanan dan leher bagian belakang. Sementara itu, Rizal meninggal akibat dipanah oleh sekelompok orang yang belum diketahui.

Tubuh lelaki yang berprofesi sebagai tukang parkir di Mil 32 itu terlihat masih ditancapi lima busur anak panah.

Jenazah Etimus Mom langsung dibawa ke rumahnya di Kelurahan Harapan, Distrik Kwamki Narama. Adapun jenazah Rizal sempat dievakuasi ke RSUD Mimika untuk dilakukan autopsi.

Hingga Sabtu siang, situasi di sekitar tanggul pengendapan tailing PT Freeport masih mencekam. Para pendulang masih terus dievakuasi ke Timika untuk menghindari terjadinya bentrok susulan. Sementara itu, ratusan aparat gabungan Polri dan TNI masih disiagakan di lokasi pendulangan Mil 34 guna mencegah bentrok susulan antar-para pendulang tradisional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com