Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Syiah Pakistan Memilih Angkat Senjata

Kompas.com - 28/02/2013, 12:50 WIB

Sementara itu, Presiden Gerakan Pramuka Hazara, Ghulam Haider, mengatakan, mereka membuat kesalahan dengan mengandalkan perlindungan pemerintah ketika dua bom bunuh diri pertama meledak di rumah biliar di kawasan Alamdar Road.

"Beberapa menit setelah bom itu, terjadi ledakan bom lain dan kami kehilangan lebih banyak nyawa," ujar Haider.

"Kami tak ingin hal itu terjadi lagi sehingga setelah serangan pada 16 Februari, kami mempersenjatai anak-anak muda dan mengirim mereka ke jalanan. Langkah itu mencegah terjadinya lebih banyak bom," Haider mengklaim.

Hazara Town, lokasi pasar yang dibom, memang sangat terbuka. Tempat itu terletak di kaki pegunungan Chiltan dan dekat dengan jalan raya yang menghubungkan kota perbatasan Afganistan, Chaman, ke kota bisnis Pakistan, Karachi.

Pasukan korps perbatasan dan polisi memang menjaga di pintu-pintu masuk utama, tetapi mereka tidak pernah mengamankan kawasan hunian penduduk.

"Pasukan keamanan tak bisa melindungi kami. Mereka tidak memahami kawasan ini karena sebagian besar dari mereka berasal dari luar Quetta. Jadi, kami berencana untuk membentuk pos pemeriksaan sendiri di pintu masuk kawasan kami,"papar Haider.

Namun, kepolisian meragukan keberhasilan cara ini dan kurang sepakat dengan pembentukan milisi-milisi bersenjata.

"Jika kami menyetujui adanya komunitas bersenjata, itu akan menciptakan sebuah preseden buruk," kata Kepala Operasional Kepolisian Quetta, Fiaz Ahmed Sunbal.

Fiaz mengatakan, polisi berencana untuk menutup pintu masuk ke Hazara Town dan akan merekrut 200 pemuda Hazara untuk menjaga wilayah mereka sendiri.

Haider mengatakan, menutup jalan akan membuat komunitas Hazara terisolasi. Namun, ia menyambut baik rencana untuk merekrut para pemuda Hazara sebagai sebuah solusi jangka panjang.

"Jika mereka (pemerintah) tak melakukan apa pun dan sesuatu yang buruk kembali terjadi, kami akan mengangkat senjata dan membunuh lawan kami. Perang akan berkobar," ancam Zahid Ali (26), seorang penjaga toko.

Akankah perang baru berkobar di Pakistan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com