Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Makin Kuat, Google Pun Khawatir

Kompas.com - 27/02/2013, 10:27 WIB

techradar.com Smartphone Galaxy Nexus dari Samsung


KOMPAS.com Kesuksesan partner adalah hal yang menggembirakan, tetapi partner yang terlalu kuat ternyata bisa membuat khawatir juga. Itulah yang kabarnya tengah dirasakan para petinggi Google di tengah-tengah dominasi Samsung atas pasar perangkat Android.

Karena memakai sistem operasi terbuka milik Google ini di produk-produknya, dalam waktu relatif singkat, Samsung telah berubah menjadi raksasa mobile dengan volume penjualan produk mencapai puluhan juta unit per kuartal.

Begitu suksesnya Samsung, perusahaan asal Korea tersebut sampai menguasai 40 persen pasar smartphone global tahun lalu. Google khawatir bargaining power Samsung yang semakin tinggi bisa mendorong pabrikan itu meminta "jatah" bagi hasil lebih besar dari Google.

Selama ini, sebagai bagian dari kerja sama antar-kedua perusahaan, Samsung mendapat bagian 10 persen dari penghasilan iklan mobile Google.

Sekarang, seperti dalam laporan Wall Street Journal yang dikutip oleh The Week, sudah ada tanda-tanda Samsung akan memakai posisi tawarnya untuk mendapat benefit lebih besar, mungkin juga akses lebih terbuka terhadap teknologi Android.

Kepala Divisi Mobile Google Andy Rubin kabarnya memberi tahu para petinggi lain di perusahaan itu bahwa akuisisi Motorola Mobile adalah semacam upaya "asuransi" Google. Gunanya untuk memberi Google alternatif lain seandainya ada rekanan yang menjadi terlalu kuat di pasar Android.

Google memang menyatakan bahwa semua partner Android akan diperlakukan sama. Perusahaan tersebut juga akan terus menyediakan sistem operasi Android secara gratis.

Namun, kebijakan tersebut disinyalir bisa saja berubah apabila rekanan seperti Samsung terlalu merongrong Google. Fitur-fitur Android teraktual dan tercanggih dapat dengan mudah dialihkan ke Motorola, sembari menutup akses untuk pabrikan lain.

Menghadapi dominasi Samsung, harapan Google bertumpu pada produsen Android lain, seperti HTC, agar mampu bersaing dan menantang pemain paling dominan itu.

Samsung sendiri bukannya tidak memiliki alternatif sistem operasi untuk perangkat-perangkatnya. Selain Android, perusahaan tersebut juga membuat produk-produk berbasis Tizen (OS buatan sendiri untuk segmen low-end) dan Windows Phone.

Apabila Samsung bisa mengulangi sukses seri Galaxy S dengan Windows Phone, tentu itu bisa menjadi pukulan besar bagi Android.

Untuk saat ini dan beberapa waktu ke depan, Samsung dan Google masih menjalin kemitraan. Namun, perimbangan kekuatan di dunia Android sudah tak seperti dulu lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Kesimpulan Otomatis dengan Mudah buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

Setelah TikTok, Drone DJI Juga Terancam Dilarang di AS

e-Business
Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

Bos Nvidia Serahkan Langsung Chip AI DGX H200 Pertama di Dunia ke CEO OpenAI

e-Business
ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika

ByteDance Lebih Pilih Tutup TikTok daripada Dijual ke Amerika

e-Business
Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura

Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura

e-Business
Daftar 5 iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Ada iPhone 11, iPhone XR, dll

Daftar 5 iPhone Harga Rp 5 Jutaan, Ada iPhone 11, iPhone XR, dll

e-Business
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Ancam Blokir TikTok di AS

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Ancam Blokir TikTok di AS

e-Business
Pangsa Pasar iPhone Meredup di China, Takluk dari Pemain Lokal

Pangsa Pasar iPhone Meredup di China, Takluk dari Pemain Lokal

e-Business
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

e-Business
Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com