Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera Berkurang 11 Ekor

Kompas.com - 27/02/2013, 02:33 WIB

Bengkulu, Kompas - Populasi harimau sumatera di habitat asli di kawasan hutan Provinsi Bengkulu setidaknya berkurang 11 ekor dalam lima tahun terakhir. Ada yang mati terjerat pemburu atau sengaja ditangkap dan dievakuasi karena masuk permukiman warga.

Sebagian besar harimau itu dari Kabupaten Seluma (8 ekor), lalu Kabupaten Bengkulu Utara (2 ekor) dan Kabupaten Lebong (1 ekor). Itu belum termasuk 6 harimau yang ketika disita dari pelaku perdagangan satwa liar sudah tinggal kulit, opsetan, dan tulang belulangnya.

”Konflik satwa liar dengan manusia di Bengkulu memang sering,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto, Selasa (26/2). Konflik dipicu merosotnya mangsa harimau di dalam hutan yang juga kian rusak.

Berdasarkan data BKSDA Bengkulu, kawasan konservasi seluas 45.345 hektar yang dikelola BKSDA lebih dari separuhnya dirambah dan berubah menjadi kebun. Salah satu lokasi perambahan terparah adalah Kabupaten Seluma, yang kasus konflik harimau-manusianya banyak.

Terakhir, seekor harimau sumatera dievakuasi dari habitatnya setelah diperkirakan sering mendatangi permukiman warga Desa Talang Sebaris, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Dua kaki belakang harimau betina, Tesa, itu lumpuh. Di lehernya ada luka bekas terjerat.

Diduga, Tesa kesulitan mencari mangsa dan akhirnya turun ke permukiman serta memangsa ternak warga. Tesa dirawat di kantor BKSDA Bengkulu.

Dokter hewan BKSDA Bengkulu, Erni Suyanti Musabine, mengatakan, perlu pemeriksaan lanjut untuk mengetahui penyebab lumpuhnya kaki belakang Tesa. Sayang, di Bengkulu tidak ada fasilitas kesehatan hewan yang memadai.

”Saatnya Bengkulu mempunyai klinik harimau karena konflik di sini tinggi. Perawatan harimau korban konflik pun bisa intensif,” kata Erni. (ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com