Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Tumbang Bangkit Lagi, Warga Geger

Kompas.com - 22/01/2013, 19:49 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Sebuah pohon kering berusia ratusan tahun yang telah tumbang selama delapan bulan tiba-tiba berdiri tegak. Hal tersebut sontak membuat warga di Desa Lapeom, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, heboh lantaran kejadian tersebut tak biasa.

Tiga saksi mata, masing-masing Margaretha Sainoen, Mikhael Nesi, dan Antonius Antoin, mengaku melihat langsung proses berdirinya pohon aneh itu. Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (22/1/2013), Margaretha mengaku takut saat melihat pohon tua itu tiba-tiba bangkit.

"Saat saya sedang pilih buah pohon kemiri dekat kayu itu, tiba-tiba ada bunyi keras sehingga saya angkat kepala dan lihat ke arah bunyi, ternyata pohon itu bergetar lalu berdiri tegak. Karena takut,,saya pun lari memberitahukan hal itu ke mama dan bapa," kata Margaretha, bocah yang masih duduk di bangku kelas V SDK Fatualam.

Orangtua Marghareta, Mikhael dan Antonius, mengaku, saat kejadian keduanya sedang menggarap lahan perkebunan mereka. "Kami kaget karena ada bunyi keras seperti tembakan senjata api, lalu disusul dengan bunyi gemuruh di sekitar pohon kering yang sudah lama tumbang. Namun, tiba-tiba kami lihat pohon yang kering itu bangun, bergetar, dan berdiri tegak," ungkap Mikhael.

Menurut Mikhael, setelah melihat kejadian itu, mereka sempat takut mendekat ke pohon itu. Namun, akhirnya bersama Antonius, dirinya kemudian memberitahukan kepada warga lainnya dan aparat desa bersama-sama mendatangi pohon untuk mengecek. Ternyata pohon tersebut berdiri tegak dengan kondisi akar yang tidak menyatu lagi dengan tanah.

Di tempat yang sama, dua tokoh adat desa setempat, Samuel Sunhaki dan Yoseph Tnomat, mengatakan, pohon itu adalah pohon adat suku Sunhaki Tnomat yang sudah sejak turun-temurun digunakan sebagai tempat ritual adat sehingga menurut mereka, jika ada kejadian seperti itu, pasti akan ada pertanda buat warga setempat.

"Entah ini pertanda baik atau buruk, akan tetapi memang selama ini kami lagi mempersiapkan pemekaran Desa Nifunenas untuk menjadi desa definitif yang semula masih bergabung dengan desa induk Lapeom sehingga jangan sampai ada kaitan dengan pohon adat itu," kata Samuel Sunhaki.

Sementara itu, Kepala Desa Lapeom Simon Senu membenarkan kejadian itu. Menurut dia, bangkitnya pohon yang sudah lama tumbang sempat menggegerkan warga setempat dan warga desa tetangga lainnya. Dia pun meminta kepada wartawan untuk meliput kejadian unik tersebut.

"Kalau bisa wartawan harus liput karena ini kejadian aneh tapi nyata yang membuat warga di desa saya dan desa tetangga gempar," kata Simon.

Informasi yang dihimpun Kompas.com menyebutkan kalau pohon yang oleh warga sekitar disebut "Hau Babu'I" semula tingginya 12 meter. Karena sudah termakan usia, akhirnya kering dan pada April 2012 tumbang.

Selanjutnya sekitar Juli 2012, pohon itu sempat digergaji pakai chainsaw, tetapi hanya sebagian. Sisa pohon dengan tinggi lebih kurang 2 meter itu pernah berdiri kembali ke posisi semula pada 13 Desember 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com