Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugas Berat Membayangi Inaugurasi Obama

Kompas.com - 21/01/2013, 08:39 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kampanye pemilu yang pahit, bangsa yang terbelah secara ideologis, tingkat pengangguran yang tinggi, dan pertikaian fiskal yang berkepanjangan membayangi pengambilan sumpah Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk masa jabatan kedua, Minggu (20/1).

Hal ini sangat berlawanan dengan pengambilan sumpahnya yang pertama, empat tahun lalu. Saat itu, harapan akan perubahan dan terpilihnya presiden AS keturunan Afrika-Amerika pertama mendorong hampir 2 juta orang memadati National Mall di depan Gedung Capitol untuk menyaksikan inaugurasi Obama.

Pengambilan sumpah Obama kali ini dilakukan dengan sederhana di Ruang Biru, Gedung Putih. Obama diambil sumpahnya pada Minggu pukul 11.55 waktu setempat atau pukul 23.55 WIB oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts.

Hal ini untuk memenuhi amanat konstitusi AS yang menegaskan, masa jabatan presiden berakhir pada 20 Januari tengah hari, yang tahun ini jatuh pada hari Minggu. Inaugurasi ini hanya disaksikan khalayak terbatas, terutama keluarga.

Sekitar tiga jam sebelumnya, Wakil Presiden Joe Biden juga diambil sumpahnya oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor. Upacara berlangsung di kediaman resmi Biden di kompleks Observatorium Angkatan Laut AS.

Obama dan Biden akan mengulang sumpah jabatan mereka dalam upacara biasa di sisi barat Gedung Capitol, Senin ini. Setelah itu Obama akan membacakan pidato inaugurasinya. Upacara ditutup parade kendaraan yang membawa keduanya kembali ke Gedung Putih.

Ronald Reagan adalah presiden terakhir yang disumpah dua kali pada tahun 1985, karena 20 Januari jatuh pada hari Minggu.

Lebih buruk

Masa jabatan kedua kerap lebih buruk bagi presiden AS. Richard Nixon terpaksa mengundurkan diri, Reagan terkait skandal Iran-Contra, Bill Clinton menghadapi impeachment, dan citra George W Bush merosot karena perang Irak dan Badai Katrina.

Obama telah mengatakan, pada masa jabatan keduanya akan memperjuangkan keadilan ekonomi, seperti tema kampanyenya. ”Saya bertekad mewujudkan agenda kampanye, yakni membuat lapangan kerja baru, kesempatan baru, dan keamanan baru bagi warga kelas menengah,” ujarnya, pekan lalu.

Dalam empat tahun terakhir, Obama membawa negerinya mengakhiri perang Irak, meyiapkan penarikan pasukan dari Afganistan, dan menyelamatkan AS dari krisis ekonomi 2008. Dia juga berhasil mengegolkan undang-undang layanan kesehatan.

Namun, tantangan berat menghadang di masa jabatan kedua. Setelah terhindar dari jurang fiskal, awal 2013, Obama akan berhadapan dengan Partai Republik yang menguasai DPR AS untuk sejumlah isu penting.

Isu yang mendapat tantangan keras adalah pengendalian senjata api, yang diumumkannya pada pekan lalu. Selain itu, menghindarkan AS dari kegagalan membayar utang, memotong pengeluaran pemerintah untuk mengatasi defisit, serta mengegolkan reformasi imigrasi.

Meski popularitasnya masih cukup baik, yakni 59 persen, Obama harus bekerja keras mendorong kompromi politik di negara yang terbelah. ”Mungkin, hari ini saja, bangsa ini dapat mengubur perbedaan dan merayakan hari penting dalam demokrasi Amerika,” ujar Brian Hurley (57), seorang pedagang, tentang harapannya pada Obama. (AP/AFP/Reuters/was)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com