Salah seorang dari mereka tewas seketika. Tidak lama, satu peluru artileri lain jatuh di sebuah rumah tempat tinggal remaja yang tewas tersebut.
Menurut La Rip dari organisasi kemanusiaan untuk pengungsi, Relief Action Network for IDP (internally displaced persons) and Refugees, para warga ketakutan dan mengungsi ke wilayah perbatasan dengan China.
”Sekarang ini serangan memang berhenti. Akan tetapi, saya khawatir akan berlanjut lagi. Mereka (militer Myanmar) tak hanya menyerang sasaran militer,” kata Rip.
Menurut Rip, saat ini ada sekitar 20.000 penduduk dan 15.000 pengungsi yang berada di kota Laiza, dan tidak mempunyai pilihan selain mengungsi ke wilayah China.