”Sekarang paling tidak mereka menyatakan persoalan ini sebagai sesuatu yang harus dibahas di tingkat nasional. Kalau dahulu ada masalah seperti itu pasti langsung
Marty menambahkan, Indonesia setidaknya akan memberikan bantuan terkait tiga hal utama. Hal itu berupa bantuan kemanusiaan yang bersifat segera; menciptakan peluang ekonomi, seperti membuka peluang investasi di bidang perikanan; serta bantuan yang sifatnya untuk rekonsiliasi.
”Masalah rehabilitasi tidak hanya secara fisik, seperti membangun kembali permukiman korban. Namun, juga dalam konteks membangun kembali rasa saling percaya. Dari yang kami lihat di lapangan, kedua belah pihak sama-sama saling punya ketakutan dan prasangka buruk atas masing-masing,” ujar Marty.
Kerusuhan antara warga Rohingya dan penduduk Rakhine terjadi dua kali pada tahun lalu, yakni pada bulan Juni dan Oktober. Menurut data resmi Pemerintah Myanmar, pada kejadian pertama 77 orang tewas dan 199 orang terluka. Lebih dari 4.800 rumah, 17 masjid, dan 15 biara Buddha dirusak atau hangus terbakar.
Adapun pada insiden kedua dilaporkan korban tewas mencapai 84 orang dan 129 orang luka-luka. Sebanyak 2.950 rumah, 14 tempat ibadah, serta delapan lokasi penggilingan padi hancur dan tidak dapat digunakan lagi.