Kairo, Kompas -
Giza adalah satu dari 17 provinsi di Mesir yang menjadi tempat referendum tahap kedua ini. Provinsi itu dinilai penting karena letaknya yang hanya dipisahkan Sungai Nil dengan Provinsi Kairo. Gabungan Giza dan Kairo juga disebut Kairo Raya.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan saat referendum, TPS-TPS di seluruh Mesir dijaga ketat oleh militer. Paling tidak ada tiga tentara berjaga di depan gerbang setiap TPS.
Setiap warga yang akan memberikan suara minimal harus dua kali menunjukkan kartu identitas. Demikian dilaporkan wartawan Kompas
Mufti Mesir, Sheikh Ali Jumah, menyerukan semua kekuatan politik di Mesir agar menerima apa pun hasil referendum dengan lapang dada demi melanjutkan pembangunan.
Menteri Dalam Negeri Mesir Ahmed Jamaluddin terlihat mengunjungi beberapa TPS di Giza. Ia mengatakan, referendum berjalan normal dan belum ada keluhan dari pihak mana pun.
Akan tetapi, koalisi oposisi Front Penyelamatan Nasional (FPN) mengklaim telah terjadi 30 pelanggaran dalam pelaksanaan referendum hingga pukul 10.00 waktu setempat.
Meski secara umum referendum berlangsung aman, warga Mesir terus waspada karena masih khawatir terjadi bentrokan antara massa pro dan kontra Presiden Muhammad Mursi.
Mereka khawatir bentrokan dua kubu yang terjadi di Alexandria, sekitar 225 kilometer arah barat laut Kairo, Jumat malam, bisa meluas.