Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Tikus Mengganas

Kompas.com - 18/12/2012, 04:29 WIB

Klaten, Kompas - Serangan tikus terhadap tanaman padi di Kabupaten Klaten mengganas. Petani gagal panen hingga dua musim, seperti yang dialami Dadimin (58) yang memiliki lahan palewat posdi di Desa Terasan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

”Lahan saya tiga patok seluas 6.000 meter persegi sudah dua musim gagal panen. Pernah terjadi serangan tikus 10 tahun lalu, tetapi tidak seganas sekarang. Saat ini, di Desa Terasan hampir seluruhnya terkena serangan tikus. Begitu juga di desa tetangga, seperti Desa Dukuh dan Desa Lemah Ireng,” papar Dadimin.

Sudah delapan bulan lahannya dibiarkan bera atau tidak ditanami. Namun, jika petani di sekitarnya kembali menanam, ia akan ikut menanam padi meski berisiko kembali puso.

Sementara itu, petani di Jember, Jawa Timur, berharap memperoleh bantuan pemerintah atas tanaman padi yang puso karena hama sejenis wereng. Bantuan yang ditunggu terutama obat pembasmi hama dan benih.

”Sejak dua tahun lalu belum ada bantuan bagi korban yang puso,” ujar Pit Dasuki, ketua kelompok tani Tani Mulyo Desa Sidomukti, Mayang, Jember.

Penanaman padi yang tak dilakukan serentak mengundang serangan hama secara tiba-tiba. Akibat serangan hama pada tanaman, daun padi cepat menguning dan tiba-tiba layu.

Petani bingung mencari tahu penyebab serangan hama tersebut. ”Sebagian orang mengaku kenang wereng, tapi setelah diamati ternyata tidak ada binatang yang menyerupai di sekitar daun,” kata Hafit, petani setempat.

Hafit menambahkan, tanaman terpaksa dimusnahkan. Caranya dengan membajak ulang untuk ditanami padi lagi. Padahal, tanaman padi yang terserang hama sudah umur 1,5-2 bulan.

Lahan padi milik Jasiran seluas 0,3 hektar musnah dan terpaksa ditanam ulang. Begitu juga dengan tanaman padi di lahan milik K Waris. Areal tanaman seluas 0,7 hektar musnah. Semula daunnya menguning, patah, lalu layu.

Para petani disarankan mengurangi pupuk urea karena tanah banyak mengandung unsur nitrogen. Urea bisa diganti dengan SP36. (EKI/SIR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com