Klaten, Kompas
”Lahan saya tiga patok seluas 6.000 meter persegi sudah dua musim gagal panen. Pernah terjadi serangan tikus 10 tahun lalu, tetapi tidak seganas sekarang. Saat ini, di Desa Terasan hampir seluruhnya terkena serangan tikus. Begitu juga di desa tetangga, seperti Desa Dukuh dan Desa Lemah Ireng,” papar Dadimin.
Sudah delapan bulan lahannya dibiarkan bera atau tidak ditanami. Namun, jika petani di sekitarnya kembali menanam, ia akan ikut menanam padi meski berisiko kembali puso.
Sementara itu, petani di Jember, Jawa Timur, berharap memperoleh bantuan pemerintah atas tanaman padi yang puso karena hama sejenis wereng. Bantuan yang ditunggu terutama obat pembasmi hama dan benih.
”Sejak dua tahun lalu belum ada bantuan bagi korban yang puso,” ujar Pit Dasuki, ketua kelompok tani Tani Mulyo Desa Sidomukti, Mayang, Jember.
Penanaman padi yang tak dilakukan serentak mengundang serangan hama secara tiba-tiba. Akibat serangan hama pada tanaman, daun padi cepat menguning dan tiba-tiba layu.
Petani bingung mencari
Hafit menambahkan, tanaman terpaksa dimusnahkan. Caranya dengan membajak ulang untuk ditanami padi lagi. Padahal, tanaman padi yang terserang hama sudah umur 1,5-2 bulan.
Lahan padi milik Jasiran seluas 0,3 hektar musnah dan terpaksa ditanam ulang. Begitu juga dengan tanaman padi di lahan milik K Waris. Areal tanaman seluas 0,7 hektar musnah. Semula daunnya menguning, patah, lalu layu.
Para petani disarankan mengurangi pupuk urea karena tanah banyak mengandung unsur nitrogen. Urea bisa diganti dengan SP36.