Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya Ibu Seorang Adam Lanza

Kompas.com - 17/12/2012, 16:25 WIB

Menurut Mother Jones, sejak tahun 1982, ada 61 pembunuhan massal yang melibatkan senjata api terjadi di seluruh AS. Dari jumlah itu, 43  pelaku adalah pria kulit putih, dan hanya seorang perempuan. Mother Jones berfokus pada apakah pembunuh memperoleh senjata mereka secara legal (hampir semuanya legal). Namun tanda-tanda jelas tentang penyakit mental ini harus membawa kita untuk mempertimbangkan berapa banyak orang di Amerika Serikat hidup dalam ketakutan, seperti yang saya alami.

Ketika saya bertanya kepada pekerja sosial untuk anak saya tentang pilihan saya, dia mengatakan bahwa satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah membuat Michael dituduh melakukan  kejahatan. "Tak seorang pun akan memperhatikan anda kecuali anda mempunya tuduhan." kata pekerja sosial itu.

Saya tidak percaya anak saya akan masuk penjara. Lingkungan yang kacau memperparah sensitivitas Michael terhadap rangsangan sensorik dan tidak berhubungan dengan patologi yang dialaminya. Namun tampaknya Amerika Serikat sepertinya sedang menggunakan penjara sebagai solusi bagi orang-orang sakit mental. Menurut Human Rights Watch, jumlah narapidana sakit mental di penjara AS meningkat empat kali lipat dari tahun 2000 hingga 2006, dan jumlahnya terus meningkat.

Tidak ada yang ingin mengirim seorang bocah 13 tahun yang jenius yang mencintai Harry Potter dan koleksi hewannya ke penjara. Tapi masyarakat kita, dengan stigmanya terhadap penyakit mental dan sistem kesehatan yang rapuh, tidak memberikan kita pilihan lain. Lalu muncul lagi seseorang yang jiwanya tersika menembak sebuah restoran makanan cepat saji. Sebuah mal. Sebuah kelas anak-anak TK. Dan kita hanya bisa meremas tangan kita dan mengatakan, "Sesuatu harus dilakukan."

Saya setuju bahwa sesuatu harus dilakukan. Sudah waktunya membahas tentang kesehatan mental nasional. Hanya itulah satu-satunya cara bangsa kita bisa benar-benar sembuh.

Tuhan bantu saya. Tuhan bantu Michael. Tahun bantu kami semua.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com