Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya Ibu Seorang Adam Lanza

Kompas.com - 17/12/2012, 16:25 WIB

"Tidak," kataku. "Kamu tidak bisa bertindak seperti yang telah kamu lakukan pagi ini dan berpikir kamu bisa mendapatkan kembali hak istimewamu untuk menikmati elektronik dengan cepat."

Wajahnya jadi dingin, dan sorotan matanya penuh perhitungan kemarahan. "Kalau begitu saya akan bunuh diri," katanya. "Saya akan melompat keluar dari mobil sekarang dan bunuh diri."

Setelah insiden pisau itu, saya sudah bilang padanya bahwa jika ia pernah mengucapkan kata-kata itu lagi (niat bunuh diri dan membunuh), saya akan membawanya langsung ke rumah sakit jiwa. Saya tidak bereaksi (atas niatnya terjun dari mobil). Saya langsung memutar kendaraan ke arah berlawanan, belok kiri bukan kanan.

"Kemana kamu membawaku?" katanya, ia tiba-tiba khawatir. "Kita mau kemana?"

"Kamu tahu ke mana kita akan pergi," jawab saya.

"Tidak! Kamu tidak bisa melakukan itu terhadapku. Kamu mengirim saya ke neraka! Kamu mengirim saya langsung ke neraka!"

Saya berhenti di depan rumah sakit, dengan panik melambaikan tangan ke salah seorang dokter yang kebetulan berdiri di luar. "Telepon polisi," kataku. "Cepat."

Michael berontak saat itu, berteriak-teriak dan memukul. Saya memeluknya kencang sehingga ia tidak bisa melarikan diri dari mobil. Dia menggigitku beberapa kali dan berulang kali menyikutkan sikunya ke tulang rusukku. Saya masih lebih kuat dari dia, tapi saya tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi.

Polisi datang dengan cepat dan membawa anak saya yang menjerit dan menendang ke bagian dalam rumah sakit. Saya mulai gementaran, dan air mata memenuhi mataku saat saya mengisi dokumen... "apakah ada kesulitan dengan ... pada umur berapa anak anda ... apakah ada masalah dengan.... apakah anak anda pernah mengalami .. apakah anak anda punya ... "

Setidaknya kami punya asuransi kesehatan sekarang. Saya baru-baru ini mendapat pekerjaan di sebuah perguruan tinggi setempat, mengakhir karir freelance saya karena ketika anda memiliki anak-anak seperti ini, anda perlu jaminan. Tidak ada asuransi individu yang akan mencakup hal semacam ini.

Selama berhari-hari, anak saya berkeras bahwa saya bohong, saya membuat semuanya sehingga saya bisa menyingkirkannya. Hari pertama, ketika saya menelepon untuk memantau, dia bilang, "Saya benci kamu. Saya akan balas dendam begitu saya keluar dari sini."

Hari ketiga, ia telah kembali menjadi anak laki-lakiku yang tenang, manis, serta semua permintaan maaf dan janji untuk menjadi lebih baik. Saya sudah pernah mendengar janji-janji itu selama bertahun-tahun. Saya tidak percaya lagi.

Pada formulir perawatan, atas pertanyaan, "Apa harapan Anda untuk perawatan?" Saya tulis, "Saya butuh bantuan."

Masalah ini terlalu besar bagi saya untuk tangani sendiri. Kadang-kadang tidak ada pilihan yang baik. Jadi anda hanya berdoa untuk mendapatkan kasih karunia.

Saya berbagi kisah ini karena saya seorang ibu dari Adam Lanza. Saya ibu dari Dylan Klebold dan Eric Harris. Saya ibu dari Jason Holmes. Saya ibu Jared Loughner. Saya ibu dari Seung-Hui Cho. Dan anak-anak itu serta ibu mereka membutuhkan bantuan. Sangat mudah untuk membahas tentang senjata dalam tragedi semacam ini. Namun kini waktunya untuk berbicara tentang penyakit mental.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com