Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nokia Tuntut RIM Hentikan Penjualan BlackBerry

Kompas.com - 29/11/2012, 13:23 WIB

KOMPAS.com — Nokia meminta pengadilan di AS, Inggris, dan Kanada memblokir penjualan pesaing mereka, Blackberry.

Permintaan ini diajukan Nokia menyusul perselisihan hak paten di antara perusahaan asal Finlandia tersebut dengan produsen Blackberry, Research In Motion (RIM).

Nokia mengatakan sebelum ada keputusan sidang, RIM tidak diizinkan untuk memproduksi perangkat yang menawarkan jenis umum konektivitas sambungan Wi-Fi sampai ada kesepakatan pembayaran lisensi.

RIM menyatakan akan merespons tuntutan Nokia ''pada waktunya''.

"Research In Motion telah bekerja keras untuk mengembangkan teknologi unggulan Blackberry dan membangun sebuah industri kekayaan intelektual sendiri,'' demikian isi pernyataan RIM, yang menjadi sinyal bahwa mereka akan melakukan kontra gugatan.

Perselisihan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian gangguan hukum yang dialami RIM saat perusahaan ini tengah bersiap merilis sistem operasi baru.

Saham turun

Gugatan Nokia diajukan dua bulan setelah putusan arbitrasi dikeluarkan Kamar Dagang Stockholm di Swedia.

Nokia menyatakan, lebih dari 40 perusahaan menggunakan hak paten mereka.

Kamar Dagang Stockholm diminta untuk bertindak sebagai penengah dalam sengketa penggunaan jaringan aktif nirkabel (WLAN) untuk koneksi ke internet yang saat ini dipasang di semua produk ponsel dan tablet RIM.

RIM berargumentasi bahwa kesepakatan lisensi sebelumnya dengan Nokia berarti tidak harus membayar biaya terpisah untuk teknologi. Namun, pengadilan tidak setuju dengan hal itu.

Pasca-gugatan terbaru Nokia diberitakan majalah Computerworld, saham RIM jatuh lebih dari 10 persen setelah beberapa jam perdagangan. Saham mereka kemudian berhasil pulih saat Nasdaq dibuka kembali.

Saat dihubungi BBC, Nokia mengonfirmasi bahwa mereka telah mengambil langkah hukum tersebut ''dengan tujuan untuk mengakhiri pelanggaran kontrak RIM'', seraya menambahkan bahwa mereka akan mengajukan tuntutan berbeda terhadap RIM di Jerman terkait teknologi antena, surat elektronik, dan navigasi.

Saat ini RIM juga tengah menghadapi sejumlah tuntutan paten lainnya, termasuk perselisihan dengan pemilik portofolio sistem SoftVault di Washington, yang menuduh RIM melanggar teknologi anti-pembajakan manajemen hak digital, DRM.

RIM juga terlibat dalam kasus hukum dengan sebuah perusahaan California, yang menuntut sejumlah perusahaan teknologi besar atas penggunaan teknologi video mereka.

RIM sendiri telah mengajukan tuntutan terkait masalah paten terhadap perusahaan lainnya, termasuk Motorola—sebelum divisi telepon seluler ini dibeli oleh Google—dan piranti lunak layanan pesan instan Kik.

Bagaimanapun, waktu perselisihan dengan pemain besar seperti Nokia sepertinya akan menjadi masalah besar, mengingat RIM berencana merilis Blackberry 10 dalam tiga bulan mendatang.

"RIM saat ini menghadapi waktu yang sulit karena kehilangan segmen pasar dari telepon pintar lainnya. Masa depan bisnis mereka pun sekarang tergantung pada kesuksesan sistem operasi baru mereka, yang sebelumnya sempat ditunda,'' kata pengacara urusan paten, Andrew Alton, dari Urquhart-Dykes & Lord, yang sebelumnya pernah membela Apple.

''Hal lain yang bisa mengalihkan perhatian dari rencana rilis, pengiriman produk, dan pembelian akan merugikan bagi bisnis RIM,'' tambah Andrew Alton. (BBC Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Insta360 Dituding Melanggar Paten GoPro, Terancam Diblokir di AS

    Insta360 Dituding Melanggar Paten GoPro, Terancam Diblokir di AS

    e-Business
    TikTok Gugat Pemerintah AS, Buntut UU yang Ancam Eksistensi

    TikTok Gugat Pemerintah AS, Buntut UU yang Ancam Eksistensi

    e-Business
    Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

    Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

    e-Business
    Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

    Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

    e-Business
    Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

    Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

    e-Business
    Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

    Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

    e-Business
    Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

    Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

    e-Business
    Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

    Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

    e-Business
    Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

    Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

    e-Business
    Lagu-lagu Drake, Olivia Rodrigo, dan Taylor Swift Akhirnya Muncul Lagi di TikTok

    Lagu-lagu Drake, Olivia Rodrigo, dan Taylor Swift Akhirnya Muncul Lagi di TikTok

    e-Business
    Riset Counterpoint: Pasar Smartphone Global Tumbuh 6 Persen berkat Ponsel Kelas Menengah

    Riset Counterpoint: Pasar Smartphone Global Tumbuh 6 Persen berkat Ponsel Kelas Menengah

    e-Business
    Menko Luhut: Starlink Meluncur di Indonesia Pertengahan Mei 2024

    Menko Luhut: Starlink Meluncur di Indonesia Pertengahan Mei 2024

    e-Business
    Satu dari Tujuh iPhone 'Made in India'?

    Satu dari Tujuh iPhone "Made in India"?

    e-Business
    2 Cara Membuat Kolom Tanda Tangan di Microsoft Word, Mudah dan Cepat

    2 Cara Membuat Kolom Tanda Tangan di Microsoft Word, Mudah dan Cepat

    e-Business
    XL Axiata Rombak Susunan Direksi dan Dewan Komisaris

    XL Axiata Rombak Susunan Direksi dan Dewan Komisaris

    e-Business
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com