Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaza dan Spiral Kekerasan

Kompas.com - 21/11/2012, 02:16 WIB

Strategi ofensif cenderung dipilih pemerintahan sayap kanan- tengah dalam politik Israel. Sementara pemerintahan sayap kiri- tengah cenderung memilih mengembangkan strategi defensif menghadapi ancaman kelompok anti-Israel. Dua strategi defensif yang biasa digunakan Israel yaitu membangun tembok pembatas dan meningkatkan pemeriksaan di pos perbatasan. Strategi defensif terbukti lebih efektif mengurangi serangan kelompok anti-Israel.

Strategi punitif juga digunakan Israel terutama dengan melakukan penahanan terhadap tokoh-tokoh kelompok anti-Israel.

Makin sulit

Upaya menghentikan siklus kekerasan antara Israel dan kelompok anti-Israel semakin sulit karena ada kompleksitas di pihak Palestina. Kelompok anti-Israel yang menggunakan strategi militer adalah mereka yang tak masuk ke dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Kelompok ini, seperti Hamas dan Jihad Islam, tumbuh dan berkembang di Wilayah Pendudukan. Mereka ada di tengah-tengah publik Palestina dan turut merasakan kesulitan hidup publik Palestina di bawah kekuasaan Israel.

Kelompok ini menggunakan strategi militer sebagai strategi outbidding meraup dukungan publik Palestina. Strategi militer digunakan sebagai bentuk nyata perlindungan kepada publik dan makin menemukan posisinya pascakegagalan perundingan oleh PLO. Peningkatan strategi militer Hamas sebelum operasi militer Israel juga tak dapat dilepaskan dari keputusan melaksanakan pemilu di Tepi Barat.

Mengingat kelompok ini tidak terlibat di dalam PLO, mereka tak memiliki akses ke dunia interna- sional secara resmi. Artinya, mereka tak termasuk dalam perwa- kilan resmi Palestina di dalam pergaulan internasional. Strategi militer, dalam hal ini, digunakan sebagai upaya melakukan internasionalisasi kelompok itu untuk menunjukkan bahwa kelompok tersebut ada: perlu dipertimbangkan.

Yang harus dipikirkan

Untuk menghindari terjadinya konflik terbuka yang lebih besar, beberapa hal harus dipikirkan oleh masyarakat internasional.

Pertama, perlu dilakukan upaya mediasi untuk gencatan sen- jata antara Israel dan kelompok anti-Israel. Upaya semacam ini telah beberapa kali dilakukan, jadi masih mungkin dilakukan kembali. Hamas beberapa kali menyatakan gencatan senjata sepihak atas dorongan dari Mesir dengan sepengetahuan dan kesediaan Israel melakukan hal serupa. Gencatan senjata sepihak yang dideklarasikan Hamas terakhir dilakukan pada 2003 ketika Israel dipimpin sayap kanan- tengah.

Kedua, perubahan strategi utama kontrateror Israel dari strategi ofensif menjadi strategi defensif. Perubahan ini dapat dilakukan dengan mekanisme pemaksaan. Yitzhak Rabin mengubah strategi kontrateror Israel dari strategi ofensif ke strategi defensif sebagai konsekuensi dari penandatanganan Kesepakatan Oslo. Perundingan Israel-Palesti- na telah lama mandek (terakhir dilakukan ketika Tzipi Livni perdana menteri). Membuka kembali perundingan Israel-Palestina akan jadi pilihan positif mengubah strategi kontrateror Israel.

Terakhir, untuk menghindari penggunaan strategi militer sebagai upaya outbidding, PLO harus membuka kembali agenda reformasi dengan membuka pembicaraan dengan kelompok anti-Israel yang berada di luar PLO. Pelibatan kelompok itu dalam PLO akan meniadakan kebutuhan internasionalisasi karena kelompok itu dapat melakukan pertarungan politik tanpa instrumen kekerasan.

Tanpa intervensi dari luar, spiral kekerasan tampaknya akan menjebak Israel dan kelompok-kelompok anti-Israel dalam konflik tanpa ujung. Jangan sampai spiral kekerasan menjadi pilihan yang dianggap normal.

Broto Wardoyo Pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional UI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com