Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Obama Mulai Kunjungan di Myanmar

Kompas.com - 19/11/2012, 14:01 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Presiden Barack Obama, Senin (19/11/2012), tiba di Myanmar menandai kunjungan bersejarah yang dilakukan untuk mendukung rangkaian refromasi politik yang dilakukan negeri itu.

Obama menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Myanmar, sebuah negeri yang berupaya bangkit dari jejak isolasi jangka panjang dan represi di masa lalu. Dalam kunjungannya ini, Obama akan memberikan pidato di Kampus Universitas Yangoon.

"Hari ini, Saya menepati janji dan mengulurkan tangan persabataban. Namun, perjalanan hebat ini barulah dimulai, dan masih jauh dari tujuan," demikian sedikit kutipan pidato resmi Obama.

Menggunakan Universitas Yangon menjadi lokasi pidato adalah sebuah simbol, karena universitas ini pernah menjadi lokasi unjuk rasa mahasiswa pro-demokrasi di masa lalu, termasuk unjuk rasa 1988 yang berakhir dengan pembubaran paksa oleh militer.

"Kini kebebasan berkumpul harus dihormati. Kini, sensor media harus terus dikurangi," lanjut Obama.

Dalam sebuah pernyataan terkait kasus sektarian yang terkadi belakangan ini di Negara Bagian Rakhine, Obama akan mendesak bangsa Myanmar untuk memanfaatkan perbedaan sebagai sebuah kekuatan dan bukan kelemahan.

Obama juga akan bertemu dengan ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi di villa tempat pemenang Nobel Perdamaian itu menghabiskan tahun-tahun tahanan rumahnya.

Gedung putih berharap, kunjungan Presiden Obama akan semakin memajukan reformasi politik Myanmar. Sebagian hasil reformasi politik Myanmar itu antara lain, berhasil duduknya Aung San Suu Kyi di parlemen.

Sejumlah pejabat AS mengatakan Obama akan mengumumkan bantuan pembangunan sebesar 170 miliar dollar AS untuk Myanmar bersamaan dengan pembukaan secara resmi Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) di Myanmar.

Uang bantuan ini akan dikucurkan selama dua tahun dan akan diberikan untuk proyek-proyek pembangunan institusi demokratis, komunitas sipil dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Meski secara umum kunjungan Obama ini sangat dinantikan di Myanmar, namun sejumlah aktivis hak asasi manusia mengatakan Obama seharusnya menunggu beberapa waktu lagi sebelum berkunjung.

Para aktivis ini beralasan jika Obama berkunjung saat ini maka akan mengganggu proses pembebasan para tahanan politik yang saat ini tengah berlangsung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com