Pada Oktober 2007, Xi dipilih menjadi salah satu anggota Komite Utama Partai Komunis. Dari sinilah dia semakin masuk ke dalam jajaran elite.
Pendiri Singapura, Lee Kwan Yiew, pernah mengatakan bahwa Xi adalah orang yang mau menjauhkan diri dari hal-hal yang menodai diri dan keluarganya. Secara kepribadian, Xi merupakan orang yang enak diajak bicara.
Saat mulai melejit dalam jajaran elite China pada 2007, istrinya lebih populer dari Xi. Sang istri pun diminta menjaga status agar tidak terlalu menonjol. Ini adalah permintaan partai, seiring niat para elite membina Xi menjadi pemimpin China berikutnya.
Apakah Xi akan membawa China menjadi negara demokrasi tanpa Partai Komunis yang mendominasi? Ini pertanyaan yang masih terlalu jauh. Pergantian pemimpin itu juga diyakini tidak akan mengarah pada perubahan sistem politik menuju demokrasi, sebagaimana terjadi di banyak negara.
”Kita tidak akan melihat reformasi politik yang sesungguhnya,” kata David Shambaugh, Direktur China Policy di George Washington University. ”Mereka sudah melihat kasus Uni Soviet, Arab Springs, dan revolusi di Asia Tengah. China tidak akan mengikuti semua itu,” katanya.
***