Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Gagal Lindungi Rakyat Sipil Sri Lanka

Kompas.com - 15/11/2012, 12:16 WIB

"Tetapi ide bahwa jika kita bertindak secara berbeda, pemerintah Sri Lanka mungkin akan bertindak secara berbeda juga, saya rasa hal itu tidak mudah untuk berdamai dengan realitas pada saat itu,'' katanya kepada BBC.

Warga sipil 'ditinggalkan'

Benjamin Dix, yang menjadi bagian tim PBB kepada BBC mengatakan dia tidak setuju dengan penarikan.

"Saya meyakini kami seharusnya bergerak lebih jauh ke utara, bukan mengevakuasi selatan dan pada dasarnya meninggalkan warga sipil tanpa perlindungan atau saksi,'' kata Dix.

"Sebagai pekerja kemanusiaan, banyak pertanyaan yang melintas dalam benak saya: 'tentang apa ini semua? saya tidak menandatangani kontrak untuk hal ini.''

Ratusan ribu sipil Tamil masih berada di kawasan perang, demikian laporan koresponden internasional BBC Lyse Doucet, yang pertama kali melihat bocoran laporan.

Warga sipil dieksploitasi oleh kedua belah pihak, direkrut sebagai pemberontak Harimau Tamil atau digunakan sebagai tameng manusia, atau sasaran tembakan pasukan pemerintah yang tidak pandang bulu.

Meskipun situasi "bencana" di lapangan, laporan baru PBB menekankan bahwa di ibukota Kolombo "beberapa staf senior PBB tidak merasa bahwa pencegahan pembunuhan penduduk sipil sebagai tanggung jawab mereka - dan badan dan kepala departemen di markas PBB tidak menginstruksikan mereka".

Disebutkan bahwa ada ''keengganan yang berlanjut'' diantara personil PBB di Sri Lanka ''untuk membela hak warga yang menjadi mandat mereka untuk membantu.''

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com