Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjalan Menggunakan Sepatu Rusak

Kompas.com - 11/11/2012, 04:02 WIB

Rene L Pattiradjawane

Bagi para kamerad di Kongres Ke-18 Partai Komunis China yang jumlahnya meningkat 23 juta anggota dalam kurun waktu 13 tahun, pidato Sekretaris Jenderal PKC Hu Jintao, yang akan digantikan Xi Jinping, akan terasa membosankan. Suasana kongres sendiri pun membosankan. Ruang sidang Balai Agung Rakyat dipenuhi delegasi yang mengenakan jas hitam, baju putih, dan berdasi merah.

Tidak ada anggota delegasi yang mengenakan baju Mao yang terkenal, yang pertama kali diserukan untuk ditanggalkan oleh Sekjen Partai Komunis China (PKC) Hu Yaobang tahun 1984. Pada kongres ke-16 tahun 2002, suasana ini yang terekam dalam liputan Kompas ketika itu. Kongres berlangsung ketat, seremonial, pengamanan berlebihan, gedung tua yang sama, baju bisnis sama yang digunakan di negara modern, dan sejenisnya.

Hu Jintao pun mengenakan setelan jas seperti film Men in Black saat menyampaikan pidato sepanjang 90 menit. Tidak ada yang berubah yang diharapkan muncul dari pidato Hu Jintao. Mereka yang mengikuti perkembangan politik domestik China akan menemukan kalimat yang sama dalam pidato yang disampaikan Hu Jintao pada pembukaan kongres.

Sejak Peristiwa Berdarah di Lapangan Tiananmen 1989, tidak ada yang berubah dalam slogan politik PKC, termasuk peringatan bahaya korupsi yang bisa menjatuhkan partai komunis yang berkuasa. Hal itu berbeda dengan Kongres Ke-13 PKC ketika PM Zhao Ziyang (almarhum) menyampaikan laporan kerja partai yang bersifat progresif, khususnya pemisahan antara partai dan pemerintah (negara).

Ketika itu, Zhao Ziyang menyinggung tentang mekanisme konsultasi kekuasaan komunisme dengan rakyat. Reformasi politik di bawah Zhao Ziyang menjadi konsep inti yang memberi batasan-batasan kekuasaan komunisme, termasuk sistem pengawasan kekuasaan yang pada akhirnya mengarah pada perlindungan hak asasi individu.

Membela hak

Berbeda dengan kongres PKC sebelumnya dalam siklus pergantian generasi kepemimpinan selama 60 tahun, kongres kali ini berlangsung di tengah kemajuan teknologi komunikasi informasi secara masif dan eksponensial. Meski penguasa China berusaha menutupi kemajuan teknologi ini, di daratan China sendiri pertukaran dan perluasan informasi berlangsung melalui pesan singkat (SMS) atau mikroblog seperti Twitter.

Selesai Hu Jintao berpidato, beredar komentar melalui perangkat elektronik mulai dari telepon seluler sampai komputer tablet, beragam dari satu ekstrem ke ekstrem lain menanggapi pidato itu. Ketika Hu bicara tentang jalan yang harus ditempuh untuk tidak masuk ke jalan lama ataupun ”jalan jahat” mengubah ”bendera dan spanduk” komunisme, reaksi sinisme bermunculan.

Dalam mikroblog Sina Weibo, komentar yang muncul mengolok-olok menggunakan berbagai jargon komunisme China. ”Tidak peduli jalan baru atau jalan lama, kalau menggunakan sepasang sepatu rusak (po xiezi), bagaimana kita bisa berjalan ke arah yang baik,” tulis seseorang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com