Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit AS Mengaku Bantai 16 Warga Afganistan

Kompas.com - 06/11/2012, 14:52 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Sersan Robert Bales (39), anggota militer Amerika Serikat yang didakwa membunuh 16 warga desa di Afganistan pada Maret lalu, di depan pengadilan hari Senin (5/11/2012) mengakui perbuatannya.

Jaksa penuntut Joseph Morse mengatakan, Bales dengan sangat sadar menjawab pertanyaan hakim dan mengakui perbuatan sadisnya membantai warga desa yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, di dua desa dekat pangkalan militer AS di Kandahar, Afganistan.

Sebelumnya, istri dan kuasa hukum Bales mengatakan, veteran perang Irak itu tidak bisa mengingat kejadian yang menimpanya di Distrik Panjway di Provinsi Kandahar itu.

Klaim ini dibantah Jaksa Morse. Dia mengatakan memang ada dugaan Bales mabuk berat sebelum melakukan pembantaian itu. Namun, lanjut Morse, saat mengakui perbuatannya itu, Bales terlihat sangat memahami kejadian saat itu.

"Dia sangat sadar, sangat memahami dan sangat responsif," kata Joseph Morse di pangkalan militer Lewis-McChord di Negara Bagian Washington, tempat sidang ini digelar.

Di dalam sidang, kata Morse, Bales menjawab dengan jelas semua pertanyaan yang diajukan hakim.

Morse mengatakan, dari sejumlah kesaksian, kejadian malam itu dimulai di kamar seorang prajurit, Sersan Jason McLaughlin, yang bersama Bales menonton film Man of Fire yang dibintangi Denzel Washington. Sembari menonton, keduanya minum Jack Daniels dan pepsi.

Setelah menonton film, Bales meninggalkan kamar McLauglin dan masuk ke kamar Sersan Clayton Blackshear. Di sana dia mengeluhkan kekecewaannya atas kehidupan rumah tangganya.

"Dia berbicara tentang anak-anaknya yang nakal dan istri yang jelek. Pada dasarnya, dia (Bales) tak ingin kembali ke rumah," ujar Blackshear dalam kesaksiannya.

Sekitar tengah malam, Bales meninggalkan pangkalan militer dan menuju desa terdekat di sebelah selatan. Di desa itu dia memasuki dua rumah. Di rumah pertama dia menembak mati seorang laki-laki, sementara penghuni lainnya berhamburan ke rumah tetangga.

Bales lalu memasuki rumah kedua, menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya. Seusai melakukan penembakan, Bales kembali ke pangkalan dan berbincang dengan seorang  prajurit sebelum kembali meninggalkan pangkalan dan menuju desa lainnya.

McLaughlin bersaksi Bales kembali ke kamarnya pada pukul 02.00 dini hari dan memngaku telah menembaki warga desa sekitar pangkalan. Saat itu, McLaughlin tak memercayai pengakuan Bales dan hanya kesal karena dia dibangunkan di tengah malam seperti itu.

Bales kini menghadapi 16 dakwaan pembunuhan, enam dakwaan percobaan pembunuhan, tujuh dakwaan penyerangan, dua dakwaan penggunaan obat terlarang dan satu dakwaan minum minuman beralkohol. Sebanyak 17 dari 22 korban Bales adalah perempuan dan anak-anak yang hampir semuanya tertembak di bagian kepala.

Persidangan Bales kali ini adalah untuk menentukan apakah Bales harus diadili di pengadilan militer atau pengadilan biasa. Jika diadili di pengadilan militer dan Bales dinyatakan bersalah,  dia terancam hukuman mati.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com