Bakteri dalam jeroan adalah mikroba alami, bukan kuman penyakit. Namun, jika mengenai daging, bakteri itu akan memicu berkembangnya bakteri pembusuk dalam daging lebih cepat.
Daging sebaiknya diolah paling lama 5-6 jam sejak dipotong, sedangkan jeroan 3-4 jam sejak hewan dipotong.
Masyarakat yang tidak memiliki lemari pendingin, lanjut Yuny, sebaiknya langsung mengolah semua daging yang diterima hari itu juga. Jika disimpan di kulkas, bukan dibekukan, daging bisa tahan 2-3 hari, tetapi jika dibekukan bisa lebih lama.
Hal lain yang harus dilakukan adalah mencuci bersih daging yang akan diolah. Sejak dipotong, ditimbang, dan didistribusikan, daging kurban sudah tersentuh banyak tangan, yang kebersihannya tidak terjamin. Pencucian dan pemasakan yang sempurna akan membunuh bakteri yang terbawa selama proses, seperti bakteri E coli yang memicu diare atau Salmonella sp penyebab tifus.
Yuny menyarankan masyarakat mengecek daging yang diterima dan tidak memaksakan diri memasak jika kualitas daging buruk. Daging yang baik adalah berwarna merah cerah, tekstur daging kencang atau kaku, dan tidak berair.
Niat mulia berkurban seharusnya disertai pengetahuan dan praktik yang baik. Memilih, menyembelih, dan memotong hewan kurban serta mengolah dagingnya seharusnya dilakukan dengan mengindahkan kaidah kesehatan manusia dan kesejahteraan hewan.