Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Iran: Mampuslah Diktator

Kompas.com - 05/10/2012, 12:54 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com  "Mampuslah diktator!" Begitu teriakan para demonstran di Teheran, ibu kota Iran, Rabu (3/10) lalu. Mereka menentang Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Luapan kemarahan publik yang terbilang langka terhadap Mahmoud Ahmadinejad itu terjadi menyusul pemogokan para pedagang valuta asing dan pedagang pasar terkait krisis keuangan di Iran. Kamis kemarin, jalan-jalan kota itu dipenuhi polisi antihuru-hara. Pemerintah telah bertekad untuk tidak membiarkan aksi seperti itu terjadi lagi.

Kondisi kemarin kontras dengan adegan dua hari lalu ketika bank-bank dan sejumlah bangunan umum dirusak dalam bentrokan dengan polisi saat para demonstran menyalahkan Ahmadinejad atas keterpurukan ekonomi yang terjadi.

"Anda tak tahu malu, Mahmoud, tinggalkan politik!" pekik para aktivis itu, seperti ditirukan sejumlah saksi mata.

Namun, kebanyakan toko di pasar utama Teheran sudah dibuka kembali, Kamis, dan tidak ada kerusuhan yang dilaporkan.

Nilai tukar riyal, mata uang Iran, yang terjungkal, telah memunculkan pertanyaan tentang kesehatan ekonomi Iran dalam menghadapi sanksi ketat internasional terkait program nuklir Ahmadinejad. Musuh-musuh Ahmadinejad mengklaim bahwa program nuklir itu telah menempatkan Iran dalam kekacauan keuangan.

Nilai riyal merosot hampir 40 persen terhadap dollar AS dalam sepekan terakhir. Kamis kemarin, nilai riyal sekitar 32.000 per dollar AS, sedikit lebih tinggi dari rekor terendah pada awal pekan ini.

Dalam sebuah konferensi pers pada Selasa, Ahmadinejad menyalahkan jatuhnya riyal pada "tekanan psikologis" terkait sanksi-sanksi Barat.

AS telah memperketat sanksi perbankan terhadap Iran. Uni Eropa telah melarang impor minyak Iran setelah adanya kekhawatiran atas program pengembangan nuklir Iran. Rezim Islam itu menyangkal bahwa pihaknya berencana membuat senjata nuklir dan berkeras bahwa pengayaan uraniumnya hanya untuk tujuan damai.

Menlu AS Hillary Clinton, Selasa, mengatakan, para pemimpin Iran memang harus bertanggung jawab atas masalah-masalah ekonomi. "Mereka telah membuat keputusan mereka sendiri, tidak ada hubungannya dengan sanksi, yang telah berdampak pada kondisi ekonomi dalam negeri," kata Hillary. Ia menambahkan, efek sanksi bisa cepat diperbaiki jika pemerintah Iran bersedia bekerja sama dengan masyarakat internasional "dengan cara yang tulus".

Sejumlah warga Iran yakin bahwa pemogokan dan protes itu tidak spontan, tetapi didalangi para politisi konservatif dan pengusaha yang menentang Ahmadinejad. Perebutan kekuasaan itu terjadi menjelang pemilihan presiden yang berlangsung pada Juni tahun depan.

Inflasi di Iran saat ini mencapai 23,5 persen dan pengangguran mencapai 28,6 persen. Demikian menurut para ekonom negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com