Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Rusuh, Tiga Anggota Parlemen Ditahan

Kompas.com - 05/10/2012, 02:18 WIB

Bishkek, Kamis - Polisi Kirgistan, Kamis (4/10), menahan tiga anggota parlemen yang sehari sebelumnya memimpin unjuk rasa ke kompleks kantor perdana menteri di Bishkek. Protes menuntut nasionalisasi tambang emas itu berakhir dengan kerusuhan yang menyebabkan 10 orang terluka dan dirawat intensif, termasuk tiga orang yang terkena luka tembak.

Ketiga anggota parlemen— Kamchibek Tashiyev, Sadyr Zhaparov, dan Talant Mamytov—ditahan dengan dugaan ingin menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Zhantoro Satybaldiyev. Penuntut mendapat waktu 48 jam untuk memutuskan apakah akan membawa kasus tersebut ke pengadilan.

Bentrokan yang terjadi pada Rabu antara polisi dan ribuan pendukung tiga anggota partai oposisi Ata Zhurt itu adalah kekerasan terburuk di Bishkek sejak April 2010. Saat itu, revolusi rakyat berdarah yang didahului kerusuhan bernuansa etnis berakhir dengan tergulingnya Presiden Kurmanbek Bakiyev.

Pada bentrokan terakhir, Ata Zhurt yang beraliran nasionalis radikal menuntut tambang emas Kumtor yang mayoritas sahamnya dimiliki perusahaan Kanada, Centerra Gold, dinasionalisasi. Mereka menuduh perusahaan Kanada itu memanipulasi data keuangan untuk mengurangi kewajiban pajak.

Centerra menolak tuduhan itu. Perusahaan yang berbasis di Toronto, Kanada, itu berdalih tambang emas itu memberi keuntungan hingga 1,9 miliar dollar AS bagi Kirgistan, termasuk 620 juta dollar AS dalam bentuk pajak. Jumlah itu mencapai 12 persen dari besaran ekonomi Kirgistan. Pemerintah Kirgistan memegang 33 persen saham perusahaan tambang tersebut.

Kekhawatiran pemerintah adalah demonstrasi itu meluas ke Kirgistan selatan—yang mayoritas warganya miskin dan lebih nasionalis—dan mengancam pemerintahan Satybaldiyev.

Dalam tujuh tahun terakhir, dua pemerintahan telah digulingkan lewat unjuk rasa rakyat. Presiden Askar Akayev diturunkan dari kursi kekuasaan pada Mei 2005, menyusul aksi protes selama beberapa pekan yang menuduhnya terlibat korupsi. Pada April 2010, giliran Presiden Kurmanbek Bakiyev digulingkan setelah puluhan orang ditembak mati oleh aparat, saat massa menyerang kantor kepresidenan.

Konstitusi baru kemudian disusun untuk menyinergikan kekuasaan parlemen dan presiden untuk mencegah pemerintah yang otoritarian.

Unjuk rasa tetap terjadi di Jalalabad, Kirgistan selatan, Kamis, yang diikuti sekitar 1.000 orang. Mereka menuntut pembebasan ketiga anggota parlemen yang ditangkap dalam unjuk rasa yang berlangsung damai.

”Parlemen, presiden, perdana menteri harus mundur karena mereka tidak bisa menyelesaikan masalah Kumtor,” kata seorang demonstran.

Menurut juru bicara Ata Zhurt, Nurgazy Anarkulov, penahanan Tashiyev dan kedua rekannya bermotivasi politik. ”Mereka memperjuangkan masa depan Kirgistan. Kami yakin penahanan itu adalah penganiayaan politik,” ujarnya.

(Reuters/AP/CAL/WAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com