Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2012, 14:47 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris jenderal PBB mengatakan solusi militer bukan jawaban atas konflik Suriah, meski kedua pihak yang bertikai yaitu pasukan pemerintah dan pemberontak tampaknya berniat saling menghancurkan dengan kekuatan senjata.

Ban Ki-moon mengatakan sangat hal yang sangat "mengkhawatirkan" bahwa tidak ada penyelesaian yang bisa dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara itu di Suriah, pertempuran terus terjadi di ibukota Damaskus dan kota Aleppo di utara negeri itu.

Para aktivis mengatakan pasukan pemerintah menyerbu sebuah wilayah permukiman di Damaskus.

Situasi warga di Hajar al-Aswad dinyatakan sangat memprihatinkan.

Media pemerintah mengatakan tentara membunuh banyak orang yang dituduh sebagai "teroris."

Daftar pesawat Iran

Berbicara dalam konferensi pers yang menandai awal sidang Majelis Umum PBB, Ban mengatakan ia sangat resah dengan cuplikan visual mengenai konflik di Suriah.

"Sayangnya, kedua belah pihak, yaitu pasukan pemerintah dan oposisi, tampak siap mengakhiri konflik secara militer," kata dia.

"Saya rasa jalan militer bukanlah jawabannya. Hal itu seharusnya diselesaikan melalui dialog politik."

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengadakan pembicaraan dengan Presiden Bashar al-Assad dan para pejabat lain di Damaskus.

Salehi mengatakan solusi konflik yang menurut PBB telah menewaskan 200 ribu orang itu terletak "di tangan Suriah dan keluarga Suriah."

Assad mengatakan "pertempuran menyasar kantong-kantong pertahanan dan bukan hanya Suriah," merujuk pada kelompok milisi Syiah Iran dan Lebanon Hezbollah.

Dari Washington DC, pemerintah AS mengatakan telah mengidentifikasi 117 pesawat Iran yang diklaim membawa persenjataan untuk pemerintah Suriah.

Pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Iran Air, Mahan Air dan Yas Air mengantarkan kargo tersebut dengan menyamarkannya sebagai bantuan kemanusiaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com