Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malang Siapkan Rp 3 Miliar untuk Hujan Buatan

Kompas.com - 07/09/2012, 16:19 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Jika hingga Oktober mendatang tak turun hujan, Perum Jasa Tirta 1 yang berkantor di Malang, bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengadakan hujan buatan. Dana yang sudah dianggarkan senilai Rp 3 miliar.

"Untuk teknis perencanaan hujan buatan akan segera dibahas bersama pakar hujan buatan. BPPT yang menebar bibit hujan, disesuaikan dengan kondisi awan yanga ada di musim kemarau saat ini," kata Direktur Teknik Perusahaan Umum Jasa Tirta 1, Harijanto, Jumat (7/9/2012).

Menurutnya, pasokan air ke sejumlah bendungan pembangkit listrik di sepanjang aliran sungai Brantas tidak ada masalah. Target kebutuhan listrik sepanjang 2012 mencapai 1,1 miliar kilowat per jam (kilowatt per hours/KWh).

"Saya berharap, pasokan listrik tak akan berkurang selama musim kemarau," harapnya.

Pembangkit listrik di sepanjang aliran sungai Brantas meliputi Karangkates (Malang), Wonorejo (Tulungagung), Wlingi, Lodoyo dan Selorejo (Blitar). Pasokan air ke hilir aku Harijanto, masih sangat aman sesuai dengan perencanaan.

"Menurut BMKG, saat ini musim kemarau masih batas normal," akunya lagi.

Namun, jika hingga Oktober mendatang tak juga turun hujan, Perum Jasa Tirta 1 bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk rekayasa hujan buatan.

"Jasa Tirta mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk hujan buatan," katanya.

Selain Perum Jasa Tirta 1, hujan buatan juga bakal dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hujan buatan BNPB digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigasi karena di sejumlah kawasan di wilayah kerjanya, mengalami kekeringan selama musim kemarau.

Sementara itu, Kepala Biro Pengelolaan Data dan Lingkungan Perum Jasa Tirta I Vonny C Setiawati mengatakan, untuk mencegah krisis air, pasokan air dikendalikan.

"Selama musim kemarau distribusi air untuk bendungan pembangkit listrik, bahan baku air dan irigasi diperketat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com