Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan di Quebec

Kompas.com - 06/09/2012, 05:28 WIB

Montreal, Rabu - Polisi Montreal, Kanada, menggelar penyelidikan, Rabu (5/9), menyusul penembakan yang dilakukan seorang pria yang menewaskan satu orang dan melukai satu orang lain. Insiden itu terjadi di dalam auditorium saat partai separatis, Parti Quebecois, merayakan kemenangan dalam pemilu Provinsi Quebec, Selasa.

Menteri Besar Quebec yang baru, Pauline Marois, yang tengah berpidato di podium saat penembakan berlangsung, diselamatkan oleh pengawalnya dan tidak cedera. Tidak jelas apakah pria bersenjata itu mencoba menembak Marois, yang partainya mendukung pemisahan Quebec dari Kanada.

Insiden itu menenggelamkan pesta kemenangan Parti Quebecois yang mengalahkan partai Liberal yang berkuasa. Namun, Parti Quebecois tak mendapatkan kursi mayoritas legislatif di provinsi berbahasa Perancis itu.

Polisi Montreal mengatakan, pelaku adalah seorang pria berusia 50 tahun. Dia menembak dari belakang auditorium saat Marois baru saja menyatakan keyakinannya bahwa Quebec harus menjadi negara berdaulat.

Ketua Parti Quebecois itu segera ditarik meninggalkan panggung. ”Ada apa?” kata Marois kepada para pengawalnya saat menarik lengannya dan membawanya pergi.

Pria bersenjata itu kemudian lari ke luar. Dia sempat membuat kebakaran kecil untuk mengalihkan perhatian sebelum ditangkap polisi. Polisi mengaku belum mengetahui motif penembakan itu. Ketika dibawa ke mobil polisi, pria itu terdengar berseru dalam bahasa Perancis, ”Kaum berbahasa Inggris mulai bangkit!”

Dalam kampanyenya, Marois berjanji untuk memperkuat undang-undang yang menjamin dominasi bahasa Perancis. Hal ini dinilai telah membuat khawatir sebagian orang dari komunitas minoritas berbahasa Inggris.

Serangan itu terjadi hanya beberapa saat setelah Marois berbicara dalam bahasa Inggris, sesuatu hal yang jarang terjadi dalam pidato partai itu. Ia menjanjikan warga Quebec penutur Inggris bahwa hak-hak mereka akan dilindungi.

Marois kembali ke panggung setelah penembakan itu untuk menyelesaikan pidatonya dan meminta massa bubar dengan tenang. Dia meninggalkan auditorium di tengah pengawalan ketat polisi Quebec.

Serangan itu mengejutkan warga Kanada yang tidak terbiasa dengan kekerasan semacam itu di acara-acara politik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com