Kunjungan Mursi ke China ini dinilai tepat waktu karena presiden Mesir yang berasal dari Ikhwanul Muslimin itu dalam batas tertentu telah melakukan penguatan posisi politiknya di dalam negeri.
Mursi telah menyingkirkan sejumlah jenderal loyalis mantan Presiden Hosni Mubarak dan membatalkan konstitusi baru yang mengurangi otoritas presiden, serta mengangkat sejumlah deputi presiden dan para penasihat presiden.
Kini, Mursi memegang kekuasaan sangat besar, yakni kekuasaan legislatif dan eksekutif. Hal itu sekaligus menggugurkan persepsi selama ini bahwa di Mesir terdapat dua pintu kekuasaan, yakni presiden dan militer.
Oleh sebab itu, Mursi dinilai telah memiliki posisi tawar yang kuat dalam berunding dengan pemimpin China dan pemimpin negara lain yang akan dikunjunginya.