Salah satu upaya mencegah dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan adalah pembuatan hujan buatan. Persoalannya, syarat terjadinya hujan buatan itu belum terpenuhi, yakni ketersediaan awan kumulonimbus.
”Ketersediaan awan saat ini terbatas di Jawa,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Namun, musim kemarau yang sangat kering tak memungkinkan tumbuhnya awan hujan.
Pesawat pembuat hujan buatan pun masih dikonsentrasikan di Riau mengantisipasi asap kebakaran saat Pekan Olahraga Nasional serta di Kalimantan Barat yang paling rawan titik api.
Selain itu, lanjut Sutopo, skala kebakaran juga masih lokal. Oleh karena itu, penanganan pemadaman dilakukan petugas kehutanan, masyarakat, dan badan penanggulangan bencana daerah.
Berdasarkan laporan BMKG Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor, Agustus merupakan bulan terkering. Prakiraan intensitas curah hujan rendah di sebagian besar wilayah di Jabar, antara lain di Cianjur dan Sukabumi (21-50 mm) serta Bogor (51-100 mm).