Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tahun, 964 Orang Pencari Suaka Meninggal di Laut

Kompas.com - 13/08/2012, 13:40 WIB
Simon Saragih

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com — Sejak tahun 2001 sudah 964 pencari suaka gelap meningggal di laut. Dari jumlah itu, sebanyak 604 orang meninggal hanya dalam periode tiga tahun terakhir ini.

Pada umumnya pencari suaka yang juga imigran gelap itu memasuki Australia melalui perairan Indonesia.

"Menyedihkan sekali menyaksikan tragedi seperti itu, dan tidak berbuat apa-apa merupakan hal yang tidak bisa diterima," kata mantan Menteri Pertahanan Australia Angus Houston di Sydney, Australia, Senin (13/8/2012).

Tidak disebutkan mengapa para imigran ilegal itu meninggal di laut. Namun, Houston mengatakan, para pencari suaka itu berpotensi meninggal dengan melompat ke laut dari kapal-kapal yang mereka tumpangi.

Karena itu, Australia sedang memikirkan cara agar para pencari suaka via laut itu dideportasi dulu ke Nauru atau Papua Niugini sebelum diproses untuk memasuki Australia.

"Memproses kasus imigran ilegal di lautan berpotensi mendorong mereka melompat ke laut," kata Houston, yang mengetuai sebuah panel untuk mengatasi isu imigran gelap.

Sepanjang tahun ini saja sudah ada 7.500 pencari suaka gelap yang memasuki Australia yang datang dengan 100 kapal kecil.

Australia sudah menaikkan kuota masuk imigran ilegal menjadi 20.000 orang per tahun, naik dari 13.750 per tahun. Kini sedang dipikirkan untuk memberi izin masuk bagi sebanyak 27.000 pencari suaka per tahun. (AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com