WASHINGTON, KOMPAS.com — Gedung Putih menilai pembunuhan tiga tokoh kunci pertahanan dan keamanan Suriah menunjukkan Presiden Bashar al-Assad mulai kehilangan kendali atas negerinya.
"Saya kira insiden ini menunjukkan Assad mulai kehilangan kendali," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carner kepada wartawan. "Dan, seluruh mitra internasional kini harus bersama-sama mendukung terjadinya sebuah transisi," tambah Carner.
Ipar presiden, menteri pertahanan, dan kepala tim krisis Assad tewas dalam serangan bom bunuh diri saat tengah menggelar rapat di markas besar keamanan negara.
Kelompok oposisi mengklaim bom sudah dipasang di lokasi sehari sebelum pertemuan itu berlangsung. Ini menunjukkan tanda-tanda keruntuhan pemerintahan Assad.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Suriah bersumpah akan menyingkirkan dan membasmi kelompok "kriminal dan geng pembunuh" dari negeri itu.
Serangan bom itu merupakan puncak dari pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah yang terjadi di sekitar Damaskus dalam beberapa hari terahir ini.
Selain menewaskan tiga tokoh kunci Suriah, ledakan itu juga mengakibatkan dua pejabat senior Menteri Dalam Negeri Ibrahim al-Shaar dan Kepala Biro Keamanan Nasional Hisham Ikhtar terluka.
Hezbollah kutuk serangan
Pertempuran antara pemerintah dan pemberontak sudah mulai memasuki Damaskus. Sementara di Lebanon, pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengutuk serangan bom yang disebutnya sebagai sebuah pembunuhan terencana.
"Kami akan merindukan mereka dan kami menyatakan belasungkawa untuk pemimpin Suriah dan angkatan bersenjata Suriah," kata Nasrallah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.