Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Cenderung Melemah

Kompas.com - 16/07/2012, 06:29 WIB
Anastasia Joice

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam pekan ini, kurs rupiah diperkirakan bergerak dengan kecenderungan konsolidasi hingga melemah. Kekecewaan pasar terhadap keputusan The Fed berikut bank-bank sentral utama dunia yang belum akan menggelontorkan stimulus moneter guna menopang perekonomian global memunculkan isyarat tertekannya mata uang Asia, termasuk rupiah.

Demikian dijelaskan oleh analis dari BNI unit Treasury, Appressyanti Senthanury.

Apalagi, menurut Appressyanti, sinyal perlambatan ekonomi kian kental menyusul anjloknya harga minyak dunia terimbas pemangkasan peringkat kredit Italia oleh Moody's menjelang akhir pekan sebelumnya. Berikut jatuhnya data pertumbuhan ekonomi China, yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia.

Bahkan, buruknya kondisi negara ketiga terbesar zona euro tersebut pun semakin mengentalkan kompleksnya persoalan krisis utang negara-negara pengguna mata uang tunggal euro.

Nuansa risk aversion berpotensi mengokohkan posisi dollar AS di hadapan mata uang tandingannya berikut riskier assets lainnya. Kendati demikian, suramnya situasi ekonomi global yang terus dibebani oleh jatuhnya data-data ekonomi negara-negara dunia mengindikasikan peluang spekulasi pengambilan langkah dukungan buat global market.

Hal ini pun berpotensi menopang high-yield assets bangkit hingga mensinyalkan dukungan buat pergerakan rupiah. Terlebih Bank Indonesia masih akan menjaga mata uang RI, sedangkan rencana lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 17 Juli diekspektasi mampu memberi oase bagi mata uang RI. Apalagi dengan target indikatif senilai Rp 6 triliun dan melibatkan 5 seri SUN, yang mencakup 2 seri SPN dan 3 seri FR.

Respons positif investor diharapkan menambah tenaga rupiah untuk bertahan dari ancaman pelemahan yang mendalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com