Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Annan Desak Dunia Bersatu demi Suriah

Kompas.com - 30/06/2012, 20:40 WIB

JENEWA, KOMPAS.com - Utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan, Sabtu (30/6/2012), memperingatkan konflik di Suriah akan membuat Timur Tengah dan wilayah lain berkobar kecuali para pemimpin dunia menyepakati rencana perdamaian.

Namun Amerika Serikat menyatakan para menteri luar negeri yang bertemu di Jenewa, Swiss, mungkin gagal melaksanakan tugas itu.

Pembicaraan internasional dimulai sementara semua pemerintah masih menghadapi silang pendapat mengenai apakah Presiden Bashar al-Assad, yang dicaci di Barat karena serangannya terhadap penentangnya namun masih didukung oleh Rusia, bisa memainkan peran dalam peralihan politik.

Annan, mantan Sekjen PBB dan kini menjadi utusan khusus internasional mengenai Suriah, berharap konsensus dapat dicapai mengenai rencana bagi pemerintah persatuan yang takkan mencakup para tokoh kontroversial dari pimpinan saat ini. Itu secara efektif berarti Bashar akan menyingkir.

"Kita berada di sini untuk menyepakati panduan dan prinsip bagi peralihan politik pimpinan warga Suriah yang memenuhi aspirasi sah rakyat Suriah," kata Annan dalam pidato pembukaan, sebagaimana dikutip Reuters.

"Tak seorang pun boleh meragukan bahaya sangat besar yang ditimbulkan oleh konflik itu --bagi rakyat Suriah, bagi wilayah tersebut, dan bagi dunia."

Seruannya memberi tekanan mengenai mendesaknya keperluan bagi pemimpin dunia untuk bertindak lebih dekat dalam posisi mereka sementara konflik 16-bulan di Suriah bertambah dalam dari hari ke hari.

Lebih dari 10.000 orang telah tewas sejak protes anti-Assad meletus dan selama beberapa pekan belakangan telah menjadi hari paling bergelimang darah.

Namun, Moskow --sekutu lama Bashar dan penentang apa yang dipandangnya sebagai campur tangan asing dalam utusan domestik-- keberatan dengan penyelesaian apa pun yang dipaksakan atas Suriah dari luar.

Amerika Serikat dan sekutu Arab serta Eropanya memandang tak ada jalan selama kekuasaan tetap berada di tangan Bashar.

Annan mencerca para pemimpin dunia karena gagal menghentikan pertumpahan darah lebih cepat, dan mengatakan krisis itu tak boleh dibiarkan mencapai tahap itu.

Menteri Luar Negeri Inggris, setibanya di Jenewa untuk menghadiri pembicaraan tersebut, berkata, "Sejak dulu pandangan kami ialah masa depan yang stabil buat Suriah, proses politik yang stabil berarti (Bashar) al-Assad meletakkan jabatan sebagai bagian dari kesepakatan mengenai proses peralihan."

Pada Jumat malam (29/6/2012), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton bertemu di St Petersburg, Rusia, tapi gagal menyelesaikan perbedaan pendapat mereka.

"Mitra Barat kami ingin mereka sendiri yang memutuskan hasil proses politik di Suriah, kendati itu adalah tugas rakyat Suriah," kata Wakil Lavrov, Gennady Gatilov, sebelum pertemuan Jenewa.

Menteri luar negeri dari kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB --Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis dan Inggris-- menghadiri pembicaran Jenewa.

Turki, Kuwait, Qatar, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Kepala Liga Arab Nabil El-Araby dan Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton juga ikut.

Yang juga hadir adalah Mayor Jenderal Robert Mood dari Norwegia, yang memimpin misi gagal pemantau gencatan senjata untuk Suriah dan saksi mata kekerasan serta penderitaan di lapangan.

Namun Iran --sekutu paling dekat Suriah di Timur Tengah-- dan Arab Saudi, musuh Damaskus dan Iran serta pendukung utama kekuatan penentang Bashar, tidak hadir. Juga tak ada seorang pun wakil dari oposisi atau pemerintah Suriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com