Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Siaga Jelang Protes Anti-China

Kompas.com - 11/05/2012, 13:55 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pengamanan di ibukota Filipina, Manila, diperketat, Jumat (11/5/2012), menjelang protes anti-China menyusul ketegangan yang meningkat terkait sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Pihak Beijing, juga Taipei, telah memperingatkan warganya di Filipina untuk berhati-hati terhadap kemungkinan aksi kekerasan. Beijing telah memperingatkan warganya di Manila untuk tetap tinggal di dalam rumah. Mereka diminta untuk menghindari demonstrasi dan menahan diri dari kemungkinan berkonfrontasi dengan penduduk lokal. Beijing juga mendesak Manila untuk menjamin keamanan warganya di negara itu.

Taiwan mengeluarkan peringatan serupa bagi warganya yang berada di Manila.

Sekitar 1.000 orang dari kelompok-kelompok politik dan masyarakat sipil Filipina diperkirakan akan berpawai ke kantor konsuler China di Manila guna memprotes apa yang mereka sebut sebagai gangguan China. Para pejabat Filipina memperkirakan, unjuk rasa di Manila akan berlangsung damai.

Lebih dari 100 polisi telah menjaga gedung perkantoran yang menjadi kantor kantor konsuler China. Ratusan polisi lainnya bersiaga untuk membantu pengendalian massa.

Selain di Manila, penyelenggara aksi itu merencanakan protes serupa di kedutaan dan konsulat China di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Italia dan ibukota Asia lainnya. Namun tidak ada orang yang muncul untuk berunjuk rasa dalam rencana aksi yang dijadwalkan di Sydney, Australia.

Sementara di Beijing, pihak berwenang telah meningkatkan pengamanan di sekitar kedutaan Filipina. Beberapa regu polisi berjaga-jaga di jalan di dekat kedutaan Filipina. Sejumlah petugas berpakaian preman juga memonitor orang-orang yang lewat.

Bagi Partai Komunis China yang sedang berkuasa, yang akan mengadakan suksesi kepemimpinan tahun ini, perselisihan dengan Manila dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari skandal dalam tubuh partai itu yang telah 'memakan' korban dengan dipecatnya Bo Xilai -salah seorang petinggi partai- dan kasus pembangkang tunanetra Chen Guangcheng.

Banyak warga China, termasuk para perwira militer, mengatakan kemarahan rakyat bisa muncul jika Beijing tetap bersikap terlalu lunak dalam menanggapi klaim Filipina di Laut Cina Selatan.

Dalam perkembangan lain, sebuah situs Shanghai yang dikelola pemerintah, eastday.com, Kamis, menerbitkan sebuah foto yang katanya memperlihatkan seorang reporter sebuah stasiun TV lokal tengah menancapkan bendera China di terumbu utama pulau Huangyan, nama China untuk benting Scarborough. Di lokasi itu, sejak April lalu, para penjaga pantai Filipina dan kapal sipil China sudah saling berhadap-hadapan.

Perselisihan di Laut China Selatan, yang melibatkan banyak negara, berpotensi besar menjadi salah satu sumber konflik militer di Asia. Wilayah Laut China Selatan, diyakini kaya akan minyak dan sumber daya alam lainnya, seluruhnya atau sebagiannya diklaim oleh China, Filipina, Taiwan, Vietnam, Malaysia, dan Brunei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com