Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chen Minta Obama Keluarkan Dia dan Keluarga dari China

Kompas.com - 03/05/2012, 07:13 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com — Aktivis hak asasi manusia China, Chen Guangcheng, mengimbau Presiden Amerika Serikat Barack Obama membantu dia dan keluarganya keluar dari China. Chen mengatakan, ia takut hidupnya terancam beberapa jam setelah keluar dari Kedutaan Besar AS di Beijing.

"Saya ingin mengatakan kepada Presiden Obama, mohon lakukan sesuatu agar keluarga kami dapat keluar dari China," kata Chen kepada CNN berdasarkan kutipan terjemahannya.

Chen juga menuduh para pejabat Kedubes AS memaksa dia meninggalkan gedung kedutaan di Beijing pada hari Rabu setelah enam hari kabur dari rumahnya di Provinsi Shandong di bagian timur China.

"Pihak kedutaan terus melobi saya untuk meninggalkan gedung kedutaan dan berjanji memberikan pengawalan di rumah sakit. Namun, siang ini, saya cek di kamar rumah sakit, saya melihat orang-orang Kedutaan AS sudah pergi," ungkap Chen kepada CNN melalui telepon.

Koresponden CNN, Stan Grant, mengatakan, dia mewawancarai Chen yang berada di Rumah Sakit Beijing, Rabu pukul 19.000 GMT atau Kamis pukul 03.00 dini hari, didampingi istrinya.

Jaringan berita AS itu menayangkan dua klip pendek wawacara audio itu.

Komentar Chen muncul beberapa jam setelah China Aid, kelompok hak asasi manusia (HAM) China yang berada di AS, menyebutkan pembangkang itu enggan meninggalkan gedung Kedubes AS di Beijing dan diberitahu oleh "sumber tepercaya" bahwa Beijing telah mengancam keluarga Chen.

Sebelumnya, pejabat AS mengatakan, setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton tiba di China, Pemerintah China berjanji memperlakukan Chen dan keluarganya "secara manusiawi" dan dipindahkan ke tempat yang aman.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland membantah adanya ancaman tersebut dan mengatakan bahwa para pejabat China akan membawa keluarga Chen pulang ke rumah mereka di Shandong, di mana Chen mengalami kekerasan berulang kali.

China Aid dalam pernyataannya menyebutkan, "Keputusan Chen meninggalkan Kedutaan Amerika di Beijing dilakukan dengan berat hati karena ancaman serius kepada anggota keluarganya yang dilakukan Pemerintah China jika Chen menolak menerima tawaran Pemerintah China."

"Kami sangat prihatin dengan perkembangan yang menyedihkan jika laporan soal pemaksaan Chen keluar dari Kedutaan Amerika itu benar," kata kelompok HAM yang dijalankan aktivis China, Bob Fu, di pengasingan. Kelompok ini punya hubungan dengan Chen dan pendukungnya.

Zeng Jinyan, istri pembangkang Hu Jia, yang bertemu Chen setelah penerbangan dramatis dari rumahnya, juga menyebutkan bahwa Chen "tidak ingin meninggalkan gedung kedutaan".

Chen yang membuat gusar penguasa China karena mengekspos kebijakan Pemerintah China soal aborsi paksa dan sterilisasi di bawah kebijakan satu anak melarikan diri dari tahanan rumahnya pada 22 April lalu dan mencari perlindungan ke Kedubes AS di Beijing.

Dalam video yang ditujukan kepada PM China Wen Jiabao, yang dirilis setelah pelariannya, aktivis itu menyebutkan, dia bersama istri dan anaknya mengalami penderitaan berulang di tangan pejabat lokal di kota kelahirannya.

Chen mengimbau PM Wen Jiabao menghukum pejabat setempat yang telah menyengsarakan kehidupan keluarganya.

Menlu AS Hillary Clinton menegaskan tetap berkomitmen peduli pada nasib Chen. Meski ada kesepakatan hari Rabu, Beijing menuntut AS meminta maaf atas apa yang disebutnya "campur tangan" dalam persoalan ini.

"China sangat tidak senang dengan hal ini. Tindakan AS merupakan campur tangan dalam urusan dalam negeri China, dan China tidak dapat menerima hal ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Liu Weimin.

Seorang pejabat AS mengatakan tidak akan mengulangi insiden ini, tetapi menolak mengomentari permintaan China agar AS minta maaf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com