Juru bicara Angkatan Bersenjata Korsel membantah bahwa gangguan serupa ditujukan kepada pihak militer. Selama ini operasi-operasi militer yang digelar sama sekali tidak terganggu.
Pada Oktober 2010, Menteri Pertahanan Korsel menyebutkan, Korut memiliki peralatan pengacau sinyal yang sanggup mengganggu sistem persenjataan yang dikendalikan dari jarak jauh.
Pernyataan itu memicu kekhawatiran baru di pihak Korsel. Menurut Menteri Pertahanan Kim Tae-young ketika itu, Korut diyakini telah mengimpor peralatan Rusia untuk mengacaukan GPS Korsel.
Peralatan buatan Rusia itu disebutkan bahkan mampu menimbulkan dampak dari jarak 100 kilometer. Saat itu, lanjut Kim, Korut dinilai bertanggung jawab atas sejumlah kegagalan sistem penerimaan GPS, baik milik Angkatan Laut maupun sipil, yang terjadi berkali-kali pada 23-25 Agustus 2010.
Maret lalu dikabarkan pula bahwa peralatan pengacau sinyal elektronik Korut mengganggu peralatan komunikasi yang dipakai militer.