Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osama Menjadi Isu Kampanye

Kompas.com - 02/05/2012, 04:54 WIB

washington dc, senin - Momen peringatan satu tahun tewasnya pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, menjadi komoditas politik panas dan bahan kampanye pemilihan presiden di Amerika Serikat. Dua pihak yang bersaing saling mengklaim memiliki strategi terbaik dalam perang melawan terorisme.

Perseteruan antara pihak presiden petahana Barack Obama dari Partai Demokrat dengan Mitt Romney, yang hampir pasti akan menjadi calon presiden (capres) definitif Partai Republik, memanas menjelang peringatan satu tahun operasi militer yang menewaskan Osama, Selasa (1/5) waktu AS.

Situasi mulai memanas pekan lalu setelah tim kampanye Obama merilis iklan televisi. Iklan itu berisi pujian dari mantan Presiden Bill Clinton terhadap keputusan Obama untuk mengotorisasi serbuan ke rumah persembunyian Osama di Abbottabad, Pakistan, tahun lalu.

Iklan itu juga mengutip pernyataan Romney pada 2007 yang terkesan bersikap ambivalen terhadap misi perburuan Osama. Di dalamnya, termuat teks yang berbunyi ”Jalan mana yang akan dipilih Mitt Romney?”.

Melalui iklan itu, kubu Obama secara implisit mempertanyakan kapasitas dan kemampuan memimpin Romney apabila ia menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata AS.

Makin panas

Situasi makin panas setelah penasihat kampanye Obama, Robert Gibbs, mengaku tak yakin Romney akan mengambil keputusan yang sama seperti Obama.

”Beberapa tahun lalu, Presiden Obama—yang waktu itu masih calon presiden—mengatakan jika ia memiliki informasi intelijen yang bisa ditindaklanjuti terkait sasaran bernilai tinggi di Pakistan, ia akan masuk. Mitt Romney (waktu itu) mengatakan itu tindakan bodoh,” kata Gibbs dalam acara Meet The Press di stasiun televisi NBC, Minggu (29/4).

Pihak Romney langsung membantah tuduhan ini. Kepada para wartawan di Portsmouth, New Hampshire, Senin (30/4), Romney menegaskan ia akan mengambil keputusan yang sama.

”Tentu saja. Bahkan Jimmy Carter pun akan memberi perintah yang sama,” tukas Romney sambil mengutip nama Carter, Presiden AS dari Partai Demokrat yang dianggap lemah dalam kebijakan luar negeri pada era akhir 1970-an.

Mantan Gubernur New Hampshire John H Sununu, yang menjadi pendukung Romney, menambahkan, Obama salah jika merasa paling berjasa dalam operasi serbuan Osama. Menurut Sununu, keputusan akhir operasi militer waktu itu diambil oleh seorang laksamana Angkatan Laut AS.

”Dia salah jika merasa paling berjasa dan dia salah jika menganggap orang lain tak akan mengambil keputusan yang sama,” ujar Sununu.

Obama pun langsung menanggapi pernyataan Romney itu dengan memberi kesan bahwa mantan Gubernur Massachusetts tersebut adalah orang yang tidak konsisten.

”Saya sudah bilang saya akan mendapatkan Bin Laden jika posisinya sudah jelas, dan saya lakukan itu. Kalau ada orang lain yang pernah mengatakan satu hal, kemudian sekarang mengaku akan melakukan hal sebaliknya, biarkan dia menjelaskan omongannya itu,” tandas Obama dalam jumpa pers di Gedung Putih, Senin.

Meski tidak terang-terangan menyebut nama Romney, Obama diduga kuat mengacu pada pernyataan Romney pada Agustus 2007. Waktu itu, Romney mempertanyakan apakah bisa dibenarkan jika AS bertindak sepihak di wilayah Pakistan apabila Islamabad menolak menindaklanjuti informasi intelijen tentang tersangka teroris di negara itu.

”Salah bagi seseorang yang sedang maju untuk menjadi presiden AS tampil di TV kemudian mengatakan, ’Kami akan masuk ke negara Anda secara sepihak’,” tandas Romney kala itu.

Tim kampanye Romney balik menuduh Obama melakukan trik politik murahan dan mengalihkan perhatian publik dari berbagai rencana kebijakan Romney dalam memerangi terorisme.

”Saat pemerintahan Obama secara naif menyatakan ’perang melawan teror telah selesai’, Gubernur Romney selalu memahami bahwa kita butuh rencana komprehensif untuk menangani berbagai ancaman yang dihadapi Amerika,” tutur juru bicara Romney, Andrea Saul.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com