Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga 3 TKI Minta Kasusnya Diusut Tuntas

Kompas.com - 01/05/2012, 21:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga tiga TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia, menuntut agar kasus yang menimpa anggota keluarganya cepat diusut tuntas oleh pemerintah.

Tuntutannya tersebut diungkapkan Nurmawi (45), kakak dari Mad Noor (28) serta H. Maksum (54), ayah Herman (34) disela-sela aksi unjuk rasa bersama anggota Migrant Care di depan Kantor Kedutaan Besar Malaysia, Jl. Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (1/5/2012) siang tadi.

"Ya cepat diusut sampai tuntas, keluarga pernah mengadu ke Migrant Care. Kita pernah BP3TKI, tanggapannya cuma akan diusut," ujar Nurmawi kepada Kompas.com.

Sebelumnya, Direktur Pengamanan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Brigjen Pol Bambang Purwanto menyebutkan tiga TKI itu ditembak secara keji oleh lima polisi Malaysia.

Ia mengatakan, lima polisi Malaysia itu memberondongkan peluru ke arah TKI Herman (34) dan Abdul Kadir (25), asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, serta Mad Noor (28) beralamat Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.

Nurmawi yang baru datang ke Jakarta kemarin melanjutkan, saat pertama melihat jenazah adiknya, ia sangat prihatin dengan kondisinya karena terdapat empat luka tembak di pipi kiri, hidung kanan, dada kiri atas dan dada kiri bawah.

"Seolah-olah dia seperti bukan manusia," lirihnya.

Kejanggalan Hal senada juga diungkapkan H. Maksum (54), ayah Herman. Ia mengatakan keprihatinannya saat melihat jenazah anaknya dua minggu setelah peristiwa tersebut.

"Dapat kabar sampai jenazah pulang ke kampung itu dua minggu, kondisi mayat membusuk," ujarnya.

Kondisi jenasah anaknya diketahui juga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dari sisi kaki hingga leher terdapat jahitan bekas otopsi.

Yang menjadi keanehan keluarga adalah, organ dalam jenazah Herman diketahui masih lengkap, namun sudah tidak pada tempatnya dan ditumpuk begitu saja di bagian perut.

"Anak saya diperlakukan seperti kambing saja," ujarnya mengibaratkan hal tersebut.

Bersama-sama dengan organisasi buruh Migrant Care, keluarga pun mengecam keras aksi kriminalisasi dan tindakan represif pemerintahan Malaysia terhadap buruh di negaranya.

Selain itu, para buruh juga mendesak pemerintah Indonesia untuk secara nyata mengimplementasikan konvensi internasional tentang perlindungan hak-hak seluruh buruh migran serta anggota keluarganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    Nasional
    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Nasional
    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Nasional
    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasional
    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Nasional
    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    Nasional
    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

    Nasional
    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

    Nasional
    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

    Nasional
    Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

    Nasional
    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

    PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

    Nasional
    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

    Nasional
    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

    Nasional
    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Ikut Kabinet atau Oposisi?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com