Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

F1 Bahrain Terancam...

Kompas.com - 20/04/2012, 03:09 WIB

Balapan F1 di Bahrain terpaksa dibatalkan tahun lalu karena merebaknya pemberontakan di negeri itu. Digelarnya kembali balapan F1 pada 20-22 April adalah peluang untuk mengatakan kepada dunia bahwa kondisi telah kembali normal di Bahrain. Hal itu hanya mungkin tercapai jika aksi demonstrasi tidak berhasil mencapai Ibu Kota, jalan-jalan utama di negara itu, dan tidak mengganggu pelaksanaan balapan F1.

Balapan F1 di Bahrain merupakan bagian dari 20 seri balapan F1 di seluruh dunia dan bisa menghasilkan pemasukan bagi pengelola F1 sekitar 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 18,4 triliun) per musim.

Ketika terakhir digelar, dua tahun lalu, balapan F1 di Bahrain mampu menarik 100.000 penonton yang menghasilkan pemasukan sekitar 500 juta dollar AS dari pembelanjaan para penonton selama berada di negara itu. Sementara untuk bisa menjadi penyelenggara balapan F1, Pemerintah Bahrain membayar sekitar 40 juta dollar AS kepada manajemen F1.

Persaingan ketat

Setelah digelarnya tiga seri balapan F1 pada musim ini, persaingan di ajang balapan jet darat itu sangat ketat karena belum terlihat ada tim ataupun pebalap yang mendominasi.

Pebalap McLaren, Lewis Hamilton, sementara ini memimpin perolehan nilai, tetapi belum pernah menduduki posisi teratas di ketiga balapan sebelumnya. Dengan konsisten menempati posisi ketiga di tiga seri yang sudah digelar, pebalap Inggris itu sangat berpeluang merebut takhta juara pertamanya di sirkuit Bahrain ini.

Rekan setim Hamilton, Jenson Button, cukup difavoritkan pada balapan di sirkuit di wilayah padang pasir ini. Namun, McLaren masih harus membuktikan kekuatannya di sirkuit ini.

Juara tahun lalu, Fernando Alonso, bersama tim Ferrari, memiliki rekor terbaik di Bahrain meski dua kemenangannya diraih ketika bersama tim Renault.

Juara dunia asal Red Bull, Sebastian Vettel, juga sangat haus untuk meraih kemenangan pertamanya pada musim ini. Sementara pebalap Mercedes, Michael Schumacher, juga telah menunjukkan di Shanghai bahwa dia masih memiliki kemampuan besar untuk menjadi juara.

”Tidak seorang pun dominan. Ini akan menjadi sebuah musim di mana Anda harus bisa memanfaatkan peluang-peluang yang ada,” kata Kepala Tim McLaren Martin Whitmarsh.

Balapan di sirkuit Bahrain tahun ini dikembalikan ke format tahun 2009, dengan pemotongan sejumlah besar bagian di mana pebalap dipaksa melambatkan kendaraannya dan juga jumlah belokan tajam.

Secara keseluruhan, situasi keamanan di Bahrain telah dinyatakan memenuhi syarat untuk penyelenggaraan sebuah ajang sport besar.

Meski demikian, Wakil Direktur Amnesty International wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Hassiba Hadj Sahraoui, mengingatkan, meski mata dunia tertuju ke Bahrain yang tengah mempersiapkan menjadi tuan rumah Grand Prix F1, tidak seorang pun berilusi bahwa krisis hak asasi kemanusiaan di Bahrain telah usai. Puluhan orang masih dipenjarakan setelah menjalani pengadilan militer yang tidak adil. (Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com