Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hollande Versus Sarkozy

Kompas.com - 20/04/2012, 02:07 WIB

Pada Januari 2012 Standard & Poor’s menilai ekonomi Perancis bergerak dari ’AAA’ menuju ’AA’. Ini dinilai sebagai degradasi simbolis kendati biaya pinjaman Perancis masih lebih rendah dibandingkan Italia dan Spanyol. Di Perancis, presiden berperan besar dalam kehidupan bisnis karena keikutsertaan negara pada sejumlah perusahaan.

Kekuatan ekonomi Perancis memang mengesankan: angkatan kerja terdidik, terlatih dan produktif, kuat di bidang jasa dan manufaktur, serta banyak perusahaan besar tercantum dalam Fortune 5000. Namun, utang pemerintah 90 persen dari GDP dan pengeluaran 56 persen dari GDP lebih besar dari negara zona Euro lainnya. Bank kurang modal dan angka pengangguran tinggi.

Perancis kini mempunyai defisit anggaran berjalan terbesar di zona Euro. Ada kemungkinan Perancis menjadi korban utama krisis euro mendatang (The Economist, 31 Maret 2012). Keadaan ini tentu saja memengaruhi pencalonan Sarkozy dan Hollande.

Hollande memperkenalkan diri sebagai satu-satunya alternatif bagi politik ekonomi Zarkozy dan Uni Eropa. Tesisnya adalah biaya krisis ekonomi secara sepihak dibebankan kepada kaum pekerja dan mereka yang hidup dari tunjangan sosial. Kebijakan ekonomi mengarah pada penghematan dan investasi di bidang pendidikan dengan 60.000 peluang kerja bagi guru dan kepentingan umum lainnya.

Kekurangan anggaran hendak ditutup dari pajak tambahan dari orang-orang kaya, yang memang tidak disukainya, dan perusahaan-perusahaan besar. Namun, tidak jelas bagaimana Hollande hendak menjalankan agenda politik kirinya dalam konteks kebijakan Uni Eropa. Apabila Hollande memenangi pemilihan presiden, akan terjadi konflik ideologis dengan Angela Merkel yang memerintah sampai 2013.

Spektrum kanan

Di spektrum kanan politik Perancis, Marine Le Pen, ketua baru Front National, menekankan dua pokok pikiran yang sangat tegas: rasisme dan euroscepticism, keragu-raguan terhadap Uni Eropa. Front National menganggap Eropa bertanggung jawab atas angka pengangguran yang tinggi, besarnya jumlah dan pengaruh imigran dari Eropa Timur, dan krisis finansial yang berkepanjangan. Marine Le Pen bahkan mengusulkan agar Perancis meninggalkan zona Euro.

Sarkozy sangat sulit menghadapi Front National karena bersama Merkel ia mewujudkan model ekonomi Uni Eropa. Ia harus menerima kecaman bahwa ia mengorbankan kedaulatan Perancis sebagai akibat dari persekutuannya dengan Jerman. Ia juga harus mengakui, kebijakan finansial yang ketat tidak membawa hasil. Jadi, Sarkozy sulit menghadapi kritik Marine Le Pen. Karena itu, ia fokus pada imigrasi dan kriminalitas, tema-tema kampanye Front National.

Peta politik Perancis tahun 2012 masih terbagi tajam antara kiri dan kanan, seperti halnya 30 tahun lalu. Pertentangan kiri-kanan ini berdampak kuat pada negara Eropa lainnya. Perancis merupakan ekonomi terkuat kedua, tetapi karena tidak ada politik ”tengah”, Perancis membuat lompatan-lompatan politik ke kiri dan ke kanan.

Sarkozy pun melompat ke kiri dan ke kanan untuk menghadapi Hollande. Ia menjanjikan penegakan rintangan tarif bagi perdagangan (menentang perdagangan bebas) dan pengendalian imigrasi yang lebih ketat kecuali bila Uni Eropa bersikap lebih tegas terhadap kedua hal ini, dan perbaikan struktur ekonomi dan referendum kebijakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com