Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

150 Siswi Afganistan "Diracuni" di Sekolah

Kompas.com - 18/04/2012, 12:18 WIB

KUNDUZ, KOMPAS.com - Sekitar 150 siswi sekolah menengah di wilayah utara Afghanistan mengalami keracunan setelah minum air yang terkontaminasi, kata para pejabat, Selasa (17/4/2012). Pihak berwenang menuduh kelompok radikal yang menentang pendidikan bagi kaum perempuan bertanggung jawab dalam peristiwa itu.

Sejak jatuhpada 2001, rezim Taliban yang melarang pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan, kaum perempuan Afganistan telah kembali ke sekolah, terutama di Kabul.

Namun serangan berkala masih terjadi terhadap anak perempuan, guru dan gedung sekolah mereka. Ini biasanya terjadi di wilayah selatan dan timur negara itu yang memang lebih konservatif dan timur negara itu. Di kedua wilayah itulah Taliban masih menjadi mendapat dukungan paling kuat.

"Kami 100 persen yakin bahwa air yang mereka minum di dalam kelas telah diracun. Ini kemungkinan pekerjaan orang-orang yang menentang pendidikan bagi anak perempuan atau individu bersenjata tidak bertanggung jawab," kata Jan Mohammad Nabizada, juru bicara Departemen Pendidikan Provinsi Takhar .

Para korban menderita sakit kepala dan muntah-muntah. Beberapa di antaranya bahkan dalam kondisi kritis. Namun sejumlah siswi lainnya langsung diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan di rumah sakit, kata para pejabat.

Pihak berwenang menyakini air minum mereka sudah dibubuhi racun karena tangki air yang digunakan untuk mengisi kendi berisi air beracun itu tidak terkontaminasi.

"Ini bukan penyakit alami. Ini tindakan yang disengaja untuk meracuni para siswi," kata Haffizullah Safi, Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat Takhar itu.

Tak satu pun dari pejabat menyebut kelompok yang dimaksud karena takut pembalasan dari orang yang disebut.

Pemerintah Afghanistan mengatakan tahun lalu Taliban tidak lagi menentang pendidikan bagi kaum perempuan, meskipun tidak pernah menyatakannya secara eksplisit. Kelompok konservatif itu memang telah mengambil sikap moderat demi kemajuan perundingan damai.

Sebelumnya, kelompok-kelompok radikal menyiramkan air aki ke wajah kaum perempuan baik yang dewasa maupun anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah.

Taliban, yang memerintah Afganistan dari 1996 hingga 2001, melarang pendidikan bagi kaum perempuan karena dianggap tidak Islami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com