Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suu Kyi: "Era Baru" Dimulai

Kompas.com - 03/04/2012, 09:12 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Aung San Suu Kyi (66), tokoh prodemokrasi Myanmar, Senin (2/4/2012), mengklaim dia dan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu hari Minggu. Peraih Hadiah Nobel Perdamaian ini melihat kemenangan itu sebagai sebuah ”era baru”. Ia menyerukan persatuan politik Myanmar.

Klaim dan seruan Suu Kyi itu dia ungkapkan di hadapan ribuan pendukungnya di markas NLD. Partai politik ini mengatakan telah meraih 43 dari 44 kursi di parlemen. Ada 45 kursi di parlemen yang diperebutkan pada pemilu sela hari Minggu lalu dan NLD mengajukan 44 calon.

Di parlemen Myanmar ada 664 kursi, yang mayoritas dikuasai pemerintah lewat pemilu tahun 2010. Namun, pemilu 2010 jelas tidak berlangsung adil karena NLD tidak ikut bertarung.

Belum ada pengumuman hasil resmi. ”Namun, kami berhasil meraih 43 dari 44 kursi, dan kami masih menunggu hasil penghitungan terakhir di Negara Bagian Shan Utara,” kata juru bicara NLD, Toe Kyi.

Suu Kyi mengatakan, kemenangan tersebut tidak berarti apa-apa bagi orang yang telah memutuskan harus terlibat dalam proses politik. ”Kami berharap ini merupakan awal era baru,” kata wanita bernyali besi ini dalam pidato kemenangannya.

”Amay Suu”

Dia menyebutkan kemenangan itu sebagai ”kemenangan rakyat”. Massa pendukung yang berpakaian merah melambaikan bendera partai. Mereka berseru-seru sambil menari serta mengacungkan jemari huruf ”v”, simbol kemenangan (victory). Ada yang menyerukan, ”Amay Suu” atau Bunda Suu.

Jika hasil yang diklaim NLD dikonfirmasi, aktivis prodemokrasi ini untuk pertama kali menjadi anggota parlemen. Hal itu menandai perubahan dramatis di negara yang selama lima dekade dikuasai militer. Suu Kyi menjalani 19 dari 22 tahun terakhir sebagai tahanan politik sebelum dibebaskan tahun 2010.

Setelah bebas, Suu Kyi menyerang dengan nada lembut partai-partai politik lain saat dia siap menempati kursi parlemen. ”Kami berharap semua pihak yang telah mengambil bagian dalam pemilu akan berada dalam posisi mau bekerja sama dengan kami demi menciptakan suasana yang benar-benar demokratis di negara kita,” katanya.

Wanita kelahiran 19 Juni 1945 ini menegaskan, hal terpenting bagi NLD sekarang bukan seberapa banyak kursi yang diraih. ”Kami berharap agar orang- orang berpartisipasi dalam proses demokrasi,” ujarnya. Pidatonya disambut tepuk tangan meriah massa pendukungnya.

Oposisi mampu

Jika kelak Suu Kyi menjadi anggota parlemen, sudah tentu dia akan menjadi pemimpin oposisi di parlemen. Kemenangan NLD sekaligus memberi satu harapan bagi oposisi untuk menghadapi pemilu tahun 2015.

”Jelas, mereka ingin memenangi pemilu berikut secara komprehensif. Mereka juga akan mampu mengatur pemerintahan di tangan sendiri,” kata Trevor Wilson, pakar Myanmar di Universitas Nasional Australia.

Sejumlah pemimpin negara lain menyatakan selamat kepada Suu Kyi. Kanselir Jerman Angela Merkel mengucapkan selamat kepada Suu Kyi. Dia menyebut pemilu itu sebagai sebuah kemenangan bagi demokrasi di Myanmar.

”Warga negara (Myamar) telah memberikan mandat yang sangat mengesankan bagi peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu,” kata juru bicara Merkel, Steffen Seibert, dalam konferensi pers, Senin.

Kamboja memuji pemilu sela Myanmar itu telah ”dilakukan dengan cara yang bebas, adil, dan transparan”. Para menteri luar negeri negara ASEAN lain juga memuji pemilu sela Myanmar. Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan, pemilu sela Myanmar di mana Suu Kyi mengklaim meraih 43 dari 44 kursi yang diperebutkan, ”tampaknya telah berjalan dengan baik meskipun klaim penyimpangan”.

Menlu AS Hillary Clinton, berbicara kepada wartawan di Turki, mengatakan, pemilu sela Myanmar ”membesarkan hati”. Dia juga mendesak Yangon untuk meningkatkan transparansi agar tak terjadi penyimpangan. Kubu Suu Kyi menduga ada penyimpangan. (AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com