Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTT Nuklir Bahas Pemberantasan Terorisme

Kompas.com - 26/03/2012, 08:59 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Konferensi tingkat tinggi (KTT) yang akan membahas upaya mengurangi kemungkinan jatuhnya persenjataan nuklir ke tangan teroris digelar di Seoul, Korea Selatan, Senin (26/3).

KTT ini akan dihadiri sedikitnya 50 negara di dunia termasuk Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Hu Jintao.

Sebelum KTT ini dimulai, Presiden Obama sudah tiba terlebih dahulu di Korea Selatan untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak. Obama juga meninjau zona demiliterisasi Korea di tengah ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea terkait rencana peluncuran roket Korea Utara.

Obama memperingatkan Korea Utara bahwa peluncuran roket itu justru akan menambah isolasi negeri itu dari dunia internasional. Pernyataan Obama ini disampaikan setelah dia melakukan pembicaraan dengan Presiden Myung-bak.

Peluncuran roket ini juga bertentangan dengan perjanjian yang sudah dibuat dengan Amerika Serikat bulan lalu.

Saat itu Korea Utara sepakat membekukan sebangian program nuklirnya untuk mendapatkan bantuan pangan dari AS.

Tak hanya itu, Korea Utara juga setuju untuk mengizinkan tim pengawas nuklir PBB masuk ke negeri itu.

Proses yang dipaksakan

Meskipun banyak harapan dilambungkan, wartawan BBC Jonathan Marcus melaporkan nampaknya KTT ini akan sulit untuk memperoleh hasil signifikan. Agenda KTT akan diperluas hingga mencakup berbagai jenis materi radiaktif yang bisa digunakan teroris untuk membuat sebuah bom 'kotor'.

Bom jenis ini adalah bom saat meledak menyebarkan kontaminasi radioaktif dan bukan memicu sebuah ledakan nuklir yang dahsyat.

Namun, sejumlah pakar memperkirakan sangat sulit mencapai kesepakatan khususnya terkait sejumlah pembangkit tenaga nuklir yang menggunakan bahan bakar dengan pengayaan nuklir yang minim.

Selain itu, kesepakatan bersama soal standar umum keselamatan nuklir juga diperkirakan akan sulit dicapai.

Sejumlah negara melihat seluruh proses ini terkesan dipaksakan. Apalagi belum ada kekhawatiran bersama soal kemungkinan teroris menggunakan nuklir sebagai senjata mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com