Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta di Titanic Benar-benar Ada

Kompas.com - 25/03/2012, 14:52 WIB

Singkat cerita, Helen bertemu dengan Woolner, tanpa Kent yang pergi tanpa alasan jelas. "Pakaian dan gayanya (Woolner) layaknya pria Inggris," tulis Helen yang terkesan oleh penampilan penggemarnya itu. Helen pun mulai tertarik kepada Woolner.

Sejak saat itu, Helen berdekatan dengan Woolner. Dalam suatu kesempatan, keduanya bertemu dengan empat pria lain pada Minggu tanggal 14 atau sehari sebelum Titanic karam. Helen tak menceritakan kisah selanjutnya bersama Woolner. Ia berusaha untuk menutupi perasaannya, termasuk ketika ia sedih membayangkan anaknya yang cedera.

Mereka berenam berkumpul setelah makan malam dalam sebuah restoran mewah di kapal tersebut. Mereka di sana hingga pengunjung lain di restoran itu beranjak pergi. Helen menyadari bahwa ia menjadi satu-satunya wanita di restoran itu. Ia pun kembali ke kamar untuk mandi.

Kemudian tibalah saat-saat menegangkan di Titanic. Para pelayan di kelas utama mengabarkan bahwa kapal telah menabrak gunung es. "Seperti menabrak puncak gunung dalam laut," kenang Helen. Woolner segera datang dan menemani Helen. "Woolner meletakkan lengannya di bahuku. Gerakan itu membuat saya merasa tidak ada jaminan keamanan."

Mereka kembali ke kamar Helen dan mengumpulkan barang bawaannya. Dalam perjalanan menuju geladak, mereka bertemu dengan Kent. Melihat begitu banyaknya bawaan Helen, Kent berkata, "Anda tidak bisa membawa seisi bagasi bersama Anda!"

Dalam tasnya, Helen membawa botol kecil dan bingkai kecil dari emas tempat ia menyimpan foto ibunya. Barang itu dititipkannya kepada Kent. Helen meminta Kent untuk merawat kedua barang berharga tersebut.

Di geladak, suasana sudah hiruk-pikuk dengan orang yang ingin menyelamatkan diri. Kapten kapal meminta wanita dan anak-anak untuk masuk ke dalam sekoci. Helen masih sempat ngobrol dengan Woolner tentang betapa terangnya bintang-bintang di langit malam itu.

Sebagaimana penumpang perempuan lain di kapal itu, Helen mendapat kesempatan untuk naik ke sekoci. Woolner berusaha menemaninya, tetapi kapten kapal menyuruhnya menjauh dari sekoci. Sekoci itu sempat bergerak menjauhi kapal dan saat itu Helen berusaha masuk ke dalam sekoci. Itu mengakibatkan engkel kakinya patah.

"Tak ada yang bicara. Kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan bencana itu. Dunia sudah kiamat," sebut Helen yang kemudian juga ikut membantu mendayung sekoci.

Helen akhirnya selamat, bersama dengan Archibald Gracie, pensiunan tentara yang menjadi temannya ke mana pun ia pergi. Bjornstrom Steffansson, orang Swedia kenalan Helen di kapal itu, juga selamat. Demikian pula Woolner.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com