FORT LEAVENWORTH, SENIN
Demikian diungkapkan pengacara Bales, John Henry Browne, setelah bertemu untuk pertama kalinya dengan Bales di penjara khusus militer di Fort Leavenworth, Kansas, AS, Senin (19/3).
Menurut Browne, Bales mengingat kejadian sebelum dan setelah penembakan itu. Namun, ia mengaku tak ingat apa yang ia lakukan pada waktu di antaranya. ”Itu bukan berarti dia menderita amnesia. Banyak kemungkinan lain,” tutur Browne.
Bales diduga keluar dari pangkalannya di Distrik Panjwai, Kandahar, Minggu (11/3) dini hari. Ia lalu masuk ke dua desa dekat pangkalan dan mulai menembaki warga sipil. Sebanyak 16 warga tewas, termasuk 9 anak-anak dan 3 perempuan. Sebagian korban dibakar setelah ditembak.
Hingga saat ini belum ada tuntutan hukum yang dijatuhkan terhadap Bales. Namun, juru bicara pangkalan militer Joint Base Lewis-McChord, tempat Bales berasal, mengatakan, tuntutan akan dikeluarkan oleh Komando Gabungan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Afganistan akhir pekan ini.
Browne mengatakan, Bales diketahui sempat minum alkohol pada malam insiden itu terjadi. Namun, ia menepis kemungkinan Bales lupa kejadian malam itu karena mabuk.
”Dia mengatakan sempat menyeruput minuman keras sekali atau dua kali, tetapi tidak sampai minum-minum sungguhan,” tutur Browne, yang menghabiskan waktu selama lebih dari tiga jam bersama Bales.
Bales saat ini ditahan di sel isolasi di Fort Leavenworth sambil menunggu tuntutan dan sidang pendahuluan.
Sementara itu, detail mengenai kehidupan pribadi Bales mulai terkuak. Ia sempat meniti karier sebagai pialang saham selama 4,5 tahun sebelum mendaftar sebagai prajurit AD AS beberapa bulan setelah peristiwa 11 September 2001.
Menurut catatan badan regulator industri finansial FINRA, Bales pernah terbukti menggelapkan dana seorang nasabah dan diperintahkan membayar ganti rugi hampir 1,3 juta dollar AS (Rp 11,9 miliar). Ia juga pernah melakukan berbagai pelanggaran hukum, termasuk menyerang pacarnya dan melakukan tabrak