Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taur Matan Ruak Berpeluang Menang

Kompas.com - 15/03/2012, 16:35 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Pengamat masalah Timor Leste dari "East Timorese Indonesia Citizen Association" (ETICA) Florencio Mario Vieira berpendapat Taur Matan Ruak berpeluang besar memenangi pemilihan presiden Timor Leste yang akan dilaksanakan pada Sabtu (17/3/2012).

"Mantan Panglima Angkatan Perang Timor Leste (FDTL) itu mendapat dukungan penuh dari Xanana Gusmao dan Dewan Perlawanan Timor Leste untuk Kemerdekaan (CNRT)," kata Mario di Kupang, Kamis (15/3/2012), ketika ditanya soal perkembangan pilpres di Timor Leste.

Sebelum ditunjuk menjadi panglima FDTL ketika Timor Leste menjadi sebuah negara merdeka pada 20 Mei 2002 setelah lepas dari Indonesia,  lelaki bernama asli Jose Maria de Casconselhos (56) adalah seorang mantan gerilyawan perang dan wakil panglima Falintil.

Pria kelahiran Baguia, Distrik Baucau pada 10 Oktober 1956 dari pasangan Antonio de Vasconcelhos dan Albertina Amaral itu, baru meletakkan jabatannya sebagai Panglima FDTL pada 6 Oktober 2011, ketika mengumumkan dirinya maju menjadi calon Presiden Timor Leste periode 2012-2017.

Mario mengatakan Taur Matan Ruak akan kalah dalam pilpres, jika pemilu putaran pertama langsung dimenangkan oleh Francisco Gutteres atau Lu Olo (Ketua Partai Fretilin dan mantan Ketua Parlemen Timor Leste 2002-2007) dengan perolehan 51 persen suara.

Mario Vieira mengatakan jika Lu Olo gagal meraih kemenangan pada pemilu putaran pertama maka peluang Taur Matan Ruak menjadi Presiden Timor Leste periode 2012-2017 sangat terbuka lebar, karena mendapat dukungan penuh dari PM Xanana Gusmao serta CNRT.

Lu Olo pernah maju menjadi calon Presiden Timor Leste pada 2007 dari partai berkuasa Fretilin, namun kalah dalam pemilu kedua di wilayah bekas jajahan Portugas dan bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.

Di antara para calon presiden, kata Mario Viera, ada satu kuda hitam yang patut diperhitungkan, Fernando de Araujo atau lebih dikenal dengan Fernando Lasama (49), politikus dari Partai Demokrat dan kini merupakan Ketua Parlemen Timor Leste.

Lelaki kelahiran 26 Februari 1963 ini pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Udayana, Bali pada 1985-1989, namun tidak dapat menyelesaikan studinya tersebut karena terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan militer Indonesia di Timor Leste.

Setelah Timor Leste merdeka, ia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Melbourne, Australia pada 1999 sampai 2001. Lasama merupakan salah satu pemimpin muda yang memegang salah satu lembaga tinggi negara yaitu Parlamento Nacional (DPR).

Ia bersama rekan-rekannya yang sesama Gerakan Solidaritas untuk Timor (Renetil) seperti Mariano Sabino Lopes mendirikan Partido Democratico pada tanggal 10 Juni 2001 di Dili yang kemudian menjadi peserta Pemilu pada 2001.

Ketika ditanya tentang peluang Presiden (incumbent) Jose Ramos Horta, Mario Vieira mengatakan mantan PM Timor Leste itu sulit meraih kemenangan, karena CNRT sudah beralih dukungan ke Taur Matan Ruak.

"Meskipun demikian, kelompok pendukung Taur harus kerja keras, karena sebagian suara CNRT masih tetap mendukung Horta dan sebagian ke Jose Luis Gutteres (mantan Menlu Timor Leste). Konstituen yang paling konsisten adalah pengikut Fretilin," katanya, menegaskan.

Ia menambahkan pada Pemilu Presiden Timor Leste 2007, Lu Olo kalah dari Horta pada putaran kedua dengan mengantongi 31 persen suara, sedang Horta meraih 69 persen suara.

"Dalam pemilu presiden nanti, Lu Olo membutuhkan sekitar 19 persen suara untuk menang dalam pemilu putaran pertama. Jika Lu Olo tidak sanggup meraih persentase suara tersebut, cukup sulit baginya untuk berhadapan dengan Taur Matan Ruak pada pemilu putaran kedua," ucapnya.

Menurut dia, Lu Olo akan mengalami kesulitan dalam pemilu putaran kedua, karena Xanana Gusmao sangat lihai dalam membangun koalisi besar dengan partai politik lainnya di Timor Leste.

Mario Vieira mengatakan siapapun pemenang dalam Pemilu Presiden Timor Leste, hubungan dengan Indonesia adalah suatu keniscayaan, karena ketergantungan ekonomi (pasokan barang untuk kebutuhan dasar yang murah dan tenaga jasa yang sesuai dengan kebutuhan rakyat Timor Leste) tidak dapat dimungkiri, selain Indonesia juga punya peran penting dalam memperjuangkan proposal Timor Leste menjadi anggota ASEAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com