Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Bunuh Diri di Istana Presiden Somalia

Kompas.com - 15/03/2012, 07:35 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Serangan bom bunuh diri menewaskan sedikitnya empat orang di dalam kompleks istana presiden di Mogadishu, ibu kota Somalia, Rabu (14/3/2012), kata polisi dan pasukan Uni Afrika.

Meski Al Shabaab menarik diri dari Mogadishu pada Agustus 2011 dan pasukan Uni Afrika mengamankan daerah yang ditinggalkan kelompok gerilyawan itu, kota pesisir tersebut masih tetap rawan serangan bom.

Gerilyawan Al Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi menyebut jumlah korban tewas 17 dan 30 orang cedera. "Kemenangan besar, di dalam apa yang disebut istana presiden, ledakan-ledakan lain akan menyusul," kata Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer Al Shabaab, kepada Reuters.

Laporan mengenai jumlah korban tewas dalam serangan hari Rabu itu berbeda-beda. Paddy Ankunda, juru bicara pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia (AMISOM), mengatakan, 4 orang, termasuk warga sipil, tewas dan tidak ada korban di pihak AMISOM. Juru bicara kepolisian Kolonel Abdullahi Barise mengatakan kepada Reuters, 5 orang tewas dan 10 lain cedera dalam serangan itu.

Abdirashid Mohamed Ali, penasihat keamanan nasional untuk perdana menteri, dan Ankunda mengatakan, ledakan itu terjadi di dekat pintu gerbang depan kompleks istana presiden, tidak jauh dari sebuah bangunan yang digunakan oleh ketua parlemen.

Sejak mundur dari Mogadishu pada Agustus 2011, Al Shabaab mendapat tekanan yang meningkat di Somalia tengah dan selatan dari pasukan Etiopia dan Kenya yang berperang bersama pasukan Pemerintah Somalia dan milisi propemerintah.

Pasukan AMISOM yang berkekuatan 10.000 orang berperang untuk mengamankan Mogadishu, enam bulan setelah Al Shabaab meninggalkan pangkalan mereka di sana dan melakukan perang gerilya, termasuk serangan-serangan bom bunuh diri dan bom mobil.

Al Shabaab yang bersekutu dengan Al Qaeda mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintahan sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010. Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas. Al Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibu kota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al Qaeda. Washington menyebut Al Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com