Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarkozy Dituding Terima Uang dari Khadafy

Kompas.com - 14/03/2012, 02:25 WIB

Paris, Selasa - Di saat dukungan publik terhadap calon petahana Presiden Nicolas Sarkozy meningkat, ia diterpa isu miring. Sarkozy dituduh pernah menerima uang dari bekas pemimpin Libya, Moammar Khadafy. Sarkozy diduga mendapat kucuran dana sebesar 50 juta euro atau 65,70 juta dollar AS untuk kesuksesan kampanye pilpres Perancis tahun 2007.

Laporan tentang dugaan tersebut disiarkan situs Mediapart, Perancis, dan dikutip oleh sejumlah media asing, Senin (12/3) dan Selasa. ”Khadafy menyumbang ?50 juta untuk dana kampanye Presiden Sarkozy tahun 2007,” judul berita harian The Guardian.

Situs Mediapart mengutip sebuah dokumen yang digunakan untuk menyelidiki serangan bom tahun 2002 di Karachi, Pakistan, yang menewaskan 11 warga Perancis.

Dugaan itu dilaporkan hanya enam minggu sebelum putaran pertama pilpres Perancis, 22 April. Terhadap pemberitaan itu, Sarkozy berang. Dia menuding media yang merilis berita itu telah mewartakan kepalsuan. Sarkozy mengecam wartawan yang bertanya tentang laporan itu.

Dukungan menguat

Dari hasil jajak pendapat sementara ini, popularitas Sarkozy meningkat. Dia bakal meninggalkan rival utamanya Francois Hollande dalam putaran pertama pada 22 April. Meski demikian, diperkirakan pula pada putaran kedua Sarkozy bakal tertinggal.

Sinyal positif itu untuk pertama kalinya diperoleh Sarkozy, sebagaimana terlihat dalam jajak pendapat hari Selasa (13/3). Dukungan terhadap Hollande, politisi dari kubu Sosialis, justru menurun. Padahal, Hollande memimpin dalam sejumlah jajak pendapat sebelum ini. Kedua kandidat utama ini saling memojokkan selama kampanye.

Jajak Ifop/Fiducial menunjukkan dukungan bagi Sarkozy menjadi 28,5 persen pada pemilu putaran pertama, 22 April. Dalam jajak akhir Februari, dukungan bagi Sarkozy 27 persen. Dukungan bagi Hollande merosot ke 27 persen, dari 28,5 persen pada akhir Februari. Hollande diharapkan bisa menang lagi dalam putaran kedua, 22 Mei.

Sementara itu, politisi sayap kanan, pemimpin Front Nasional Marine Le Pen, menegaskan, dia bisa maju dalam pemilihan presiden sebab telah mengantongi 500 tanda tangan dari pejabat lokal, seperti wali kota dan pejabat lain. Mereka mendukung pencalonan Le Pen.

Dukungan tanda tangan para pejabat lokal itu merupakan salah satu syarat penting bagi kandidat presiden Perancis untuk bisa melangkah. Semua kandidat harus mengantongi 500 tanda tangan pejabat lokal itu. Di Perancis setidaknya ada 42.000 pejabat lokal yang dimaksud.

Kenaikan signifikan dukungan publik terhadap Sarkozy diduga kuat ada kaitannya dengan kampanye Sarkozy tentang pencegahan imigran gelap. Sarkozy berusaha merebut suara dari kelompok anti-Uni Eropa (UE) dan antiimigran gelap.

Dalam kampanye terbuka, Minggu, di Villepinte, dekat Bandara Internasional Charles de Gaulle, Paris, Sarkozy mengancam akan mengeluarkan Perancis dari zona bebas visa Schengen. Hal itu dilakukan jika UE tak berbuat lebih dalam mencegah imigran gelap, termasuk yang menyelinap ke Perancis.

Sarkozy juga ingin agar UE menerapkan kebijakan ”Buy European Act”, meniru Amerika Serikat yang mewajibkan negara memakai produk lokal. Jika dalam setahun ini UE tidak menerapkannya, kalau terpilih lagi, Sarkozy berjanji akan menerapkan sepihak peraturan ”Buy French”. (AFP/REUTERS/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com