Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Didesak Membuka Akses

Kompas.com - 10/03/2012, 02:19 WIB

Di Israel, wacana yang berkembang bahkan sudah sampai pada apa yang akan terjadi setelah Israel menyerang Iran, seolah-olah serangan sepihak Israel itu sudah tak terelakkan.

Kamis petang, setelah kembali dari kunjungan ke Washington DC, AS, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali memicu spekulasi soal serangan militer tersebut.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Israel Channel 10, Netanyahu mengatakan, serangan ke Israel tidak akan dilakukan dalam hitungan beberapa hari atau pekan, tetapi juga tidak akan mencapai hitungan tahun.

Mantan penasihat keamanan nasional Israel, Uzi Arad, mengatakan, pernyataan Netanyahu itu bisa diartikan Israel berniat menyerang Iran dalam hitungan beberapa bulan mendatang.

Dalam kunjungan ke AS, Netanyahu bahkan dikabarkan sempat meminta AS memasok bom-bom penghancur bungker bawah tanah terbaru dan pesawat-pesawat tanker ke Israel. Pesawat tanker dibutuhkan untuk pengisian bahan bakar di udara agar pesawat-pesawat tempur Israel bisa mencapai wilayah Iran, sementara bom-bom tersebut dibutuhkan untuk menghancurkan instalasi nuklir Iran di bawah tanah, seandainya Israel memutuskan menyerang Iran.

Para pengamat militer juga sudah memperkirakan reaksi serangan balik terhadap Israel dari Iran dan sekutu-sekutunya tidak akan sebesar yang dibayangkan.

Krisis dalam negeri yang berkecamuk di Suriah dipandang menguntungkan bagi Israel karena akan mengurangi kemungkinan Suriah membantu Iran menyerang balik Israel. Selain itu, kekacauan di dalam Suriah juga akan mengganggu jalur pasokan bagi Hezbollah, kelompok pro-Iran di Lebanon.

Meski demikian, Meir Dagan, mantan pemimpin Dinas Rahasia Israel, Mossad, memperingatkan Israel agar tidak buru-buru melancarkan serangan militer sebelum mengeksplorasi kemungkinan lain yang risikonya lebih kecil. Salah satu cara yang diusulkan Dagan adalah mendorong pergantian rezim di Teheran dengan mendukung kelompok oposisi Iran.

”Sudah menjadi tugas kami untuk mendukung siapa pun yang ingin menjadi oposisi terbuka bagi rezim di Iran,” tutur Dagan dalam rekaman acara 60 Minutes di stasiun televisi CBS, AS.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com