Medvedev sendiri menjadi presiden dengan dukungan penuh Putin pada 2008, setelah konstitusi Rusia melarang seseorang menjadi presiden tiga kali berturut-turut. Putin, yang sudah menjabat presiden dua periode sejak tahun 2000, lalu menjadi perdana menteri sejak 2008.
Pihak oposisi dan para demonstran menganggap pertukaran jabatan Putin-Medvedev itu sebagai akal-akalan Putin untuk memperpanjang kekuasaan dan bentuk pelecehan demokrasi.
Putin menegaskan, ia tak pernah berniat mengakali rakyat Rusia dan telah mengumumkan ”secara jujur dan jelas” tentang rencana tukar jabatan itu sejak jauh sebelum pemilu parlemen dan pemilihan presiden.
Sementara itu, kelompok-kelompok oposisi berencana menggelar demonstrasi besar-besaran di Moskwa dan kota-kota lain, Senin. Mereka curiga pemilu hari Minggu akan dicurangi untuk memastikan Putin menang pada putaran pertama dengan meraih lebih dari 50 persen suara.