Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Menggertak Uni Eropa

Kompas.com - 21/02/2012, 08:37 WIB

Faktor China

China, salah satu pembeli terbesar minyak Iran, mengkritik langkah Iran menghentikan ekspor ke Inggris dan Perancis, yang memicu kenaikan harga minyak, tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, mengatakan, China tak setuju dengan penerapan tekanan atau cara-cara konfrontasi lain untuk menyelesaikan perselisihan antara Iran dan Barat terkait program nuklir Iran.

Namun, kenaikan harga minyak itu diduga tak hanya dipicu ulah Iran, tetapi juga bentuk reaksi pasar atas keputusan China menambah jumlah uang yang beredar di pasaran untuk mendorong pinjaman dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Prospek kenaikan harga minyak ini memicu JP Morgan merevisi prediksi harga minyak Brent, dari sebelumnya 120 dollar AS per barrel menjadi 135 dollar AS per barrel.

Pengamat ekonomi dari UGM Yogyakarta, Tony Prasetiantono, mengatakan, kondisi ini tak terelakkan karena lonjakan permintaan minyak dunia tak diimbangi suplai yang cukup. Pada posisi harga 120 dollar AS per barrel, APBN Indonesia sudah akan terkuras untuk subsidi bahan bakar minyak. (Reuters/AFP/AP/DHF/IDR)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com