Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Tuareg Rebut Perbatasan Mali

Kompas.com - 09/02/2012, 09:42 WIB

BAMAKO, KOMPAS.com - Pemberontak Tuareg, Rabu (8/2/2012), mengatakan mereka merebut kontrol  atas wilayah timur laut Mali. Saat bersamaan, Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mendesak untuk menghentikan pertempuran di tengah keprihatinan global atas kerusuhan di wilayah itu.

"Kami mengambil alih Tinzawaten, Rabu," kata Mohamed Ag Ghaly, pejuang Tuareg, mengacu kepada wilayah dekat perbatasan Aljazair. "Pasukan kami menduduki kota itu," katanya lewat telepon. "Kami akan memberikan rincian mengenai kematian dan tahanan nanti."

Seorang pejabat Mali mengonfirmasikan klaim pemberontak tersebut. Pejabat itu mengatakan, "Kami meminta pasukan kami sebagai langkah strategis untuk meninggalkan posisi mereka di Tinzawaten." Dia menambahkan, "Tidak ada kematian dan pertempuran. Salah satu strategi kami saat ini adalah meninggalkan posisi yang terisolasi itu."

Sementara itu, Ban, menurut juru bicaranya Martin Nesirky, mengatakan sangat prihatin atas jatuhnya korban sipil dan dampak kemanusiaan dari konflik tersebut. Lebih dari 20.000 orang telah melarikan diri dari Mali utara ke negara tetangga seperti Burkina Faso, Aljazair dan Mauritania.

Pertempuran antara pemberontak Tuareg dan pasukan pemerintah "telah  memperparah situasi kemanusiaan yang mengerikan di seluruh wilayah Sahel," kata juru bicara PBB.

Ban menyerukan kepada kelompok pemberontak "untuk segera menghentikan serangan mereka dan segera melakukan dialog dengan pemerintah Mali guna menyelesaikan keluhan mereka." Dia menawarkan dukungan PBB bagi upaya untuk mendapatkan solusi damai.

Gerakan Pembebasan Nasional Azawad (MNLA) dan pemberontak Tuareg lain - didorong oleh kembalinya orang-orang yang berperang di Libya- menuntut otonomi lebih besar bagi suku gurun nomaden mereka.

Baik tentara maupun pemberontak diyakini telah menderita kerugian parah pada saat Tuareg mendorong untuk merebut kota-kota di bagian utara Mali.

Pemerintah Jerman, Rabu, mengumumkan pihaknya telah memberikan tambahan 12 juta euro dalam bentuk bantuan pangan untuk wilayah Sahel, termasuk Mali. Sebuah komunitas nomaden sekitar 1,5 juta orang, dari berbagai suku Tuareg tersebar di antara Aljazair, Burkina Faso, Libya, Niger dan Mali. Mali dan Niger mengalami pemberontakan pada saat Tuareg berjuang untuk mendapatkan pengakuan identitas mereka dan negara merdeka pada sejak tahun 1960-an.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com